Surat Ar-Rum Ayat 7

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ



Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Mereka hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia) maksudnya urusan penghidupan dunia seperti berdagang, bercocok tanam, membangun rumah, bertanam dan kesibukan-kesibukan duniawi lainnya. (Sedangkan mereka terhadap kehidupan akhirat adalah lalai) diulanginya lafal hum mengandung makna taukid atau untuk mengukuhkan makna kelalaian mereka.

Mereka hanya mengetahui segala urusan dan cara untuk membangun kehidupan dunia serta bagaimana menikmati keindahannya. Sedangkan tentang bekal untuk akhirat, mereka sangat bodoh dan lalai.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:32
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Mereka hanya melihat kepada sebab dan memastikan perkara karena ada sebab-sebabnya, dan mereka meyakini tidak akan terjadi perkara apa pun tanpa ada sebab-sebabnya. Mereka hanya berdiri bersama sebab, dan tidak melihat kepada yang mengadakan sebab itu.

Hati mereka, hawa nafsu mereka, dan keinginan mereka tertuju kepada dunia dan perhiasannya. Oleh karena itu, mereka lakukan sesuatu untuknya dan berusaha keras kepadanya dan lalai dari akhirat. Mereka berbuat bukan karena rindu kepada surga dan takut kepada neraka serta takut berhadapan dengan Allah nanti pada hari Kiamat. Ini merupakan tanda kecelakaan seseorang. Namun sangat mengherangkan sekali, orang yang seperti ini adalah orang yang pandai dan cerdas dalam urusan dunia sampai membuat manusia terkagum kepadanya. Mereka membuat kendaraan darat, laut dan udara, serta merasa ujub (kagum) dengan akal mereka dan mereka melihat selain mereka lemah dari kemampuan itu yang sesungguhnya Allah yang memberikan kepada mereka kemampuan itu, sehingga mereka merendahkan orang lain, padahal mereka adalah orang yang paling bodoh dalam urusan agama, paling lalai terhadap akhirat, dan paling kurang melihat akibat (kesudahan dari segala sesuatu). Selanjutnya mereka melihat kepada kemampuan yang diberikan Allah berupa berpikir secara teliti tentang dunia dan hal yang tampak daripadanya, namun mereka dihalangi dari berpikir tinggi, yaitu mengetahui bahwa semua perkara milik Allah, hukum (keputusan) hak-Nya, memiliki rasa takut kepada-Nya dan meminta kepada-Nya agar Dia menyempurnakan pemberian-Nya kepada mereka berupa cahaya akal dan iman. Semua perkara itu jika diikat dengan iman dan menjadikannya sebagai dasar pijakan tentu akan membuahkan kemajuan, kehidupan yang tinggi, akan tetapi karena dibangun di atas sikap ilhad (ingkar Tuhan), maka tidak membuahkan selain turunnya akhlak, menjadi sebab kebinasaan dan kehancuran.