Surat As-Sajdah Ayat 10

وَقَالُوا أَإِذَا ضَلَلْنَا فِي الْأَرْضِ أَإِنَّا لَفِي خَلْقٍ جَدِيدٍ ۚ بَلْ هُمْ بِلِقَاءِ رَبِّهِمْ كَافِرُونَ



Dan mereka berkata: "Apakah bila kami telah lenyap (hancur) dalam tanah, kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?" Bahkan mereka ingkar akan menemui Tuhannya.

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Dan mereka berkata) orang-orang yang ingkar akan adanya hari berbangkit: ("Apakah bila kami telah lenyap di dalam tanah) yakni kami telah hancur di dalamnya, misalnya kami telah menjadi debu yang bercampur dengan tanah asli (kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?") kata tanya di sini mengandung makna ingkar; lafal ayat ini boleh dibaca tahqiq dan boleh pula dibaca tashil. Maka Allah swt. berfirman: (Bahkan mereka terhadap hari pertemuan dengan Rabbnya) yaitu hari berbangkit (adalah orang-orang yang ingkar.)

Orang-orang yang mengingkari kebangkitan itu berkata, "Apabila kami telah menjadi debu dan bercampur dengan tanah, sehingga tidak lagi dapat dibedakan antara debu jasad kami dan debu tanah, apakah kami akan diciptakan dan menjadi baru kembali?" Sesungguhnya mereka tidak mengingkari kebangkitan saja, tetapi mereka juga mendustakan seluruh apa yang terjadi di akhirat.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:32
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Mengingkari kebangkitan karena menganggapnya mustahil.

Maksudnya dihidupkan kembali untuk menerima balasan Allah pada hari kiamat. Yang demikian, karena mereka mengqiyaskan kekuatan Allah dengan kekuatan mereka. Perkataan mereka tersebut sebenarnya bukan mencari yang hak, tetapi karena zalim dan sikap membangkang, dan ingkar kepada pertemuan dengan Tuhannya.

Dari sini dapat diketahui, awal dan akhir ucapan mereka. Kalau seandainya niat mereka mencari yang benar, tentu dalil-dalil yang ada cukup membuat mereka beriman, di mana dalil-dalil itu seperti matahari bagi penglihatan. Cukuplah bagi mereka, bahwa mereka diawali dari ketidakadaan, dan karena mengulangi lebih mudah daripada memulai, demikian pula dengan tumbuh suburnyat tanah yang sebelumnya mati saat Allah menurunkan hujan, dan lagi langit dan bumi lebih besar dari mereka, namun Dia mampu menciptakannya.