Surat Al-Ahzab Ayat 25

وَرَدَّ اللَّهُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِغَيْظِهِمْ لَمْ يَنَالُوا خَيْرًا ۚ وَكَفَى اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ الْقِتَالَ ۚ وَكَانَ اللَّهُ قَوِيًّا عَزِيزًا



Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apapun. Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. Dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu) yakni golongan-golongan yang bersekutu itu (yang keadaan mereka penuh kejengkelan, lagi mereka tidak memperoleh keuntungan apa pun) maksudnya tidak memperoleh kemenangan atas orang-orang Mukmin. (Dan Allah menghindarkan orang-orang Mukmin dari peperangan) dengan mengirimkan angin besar dan para malaikat kepada golongan-golongan yang bersekutu. (Dan adalah Allah Maha Kuat) untuk mewujudkan apa yang dikehendaki-Nya (lagi Maha Perkasa) Maha Menang atas semua perkara-Nya.

Allah memulangkan kembali orang-orang yang bersekutu untuk memerangi Rasulullah dengan hati penuh kemarahan. Mereka tidak mendapatkan kebaikan apa pun, baik berupa kemenangan atau harta rampasan perang. Allah telah menyelamatkan kaum Mukmin dari kekejaman perang dengan dikirimkannya angin dan para malaikat. Allah Mahakuat dalam mewujudkan kehendak-Nya, dan Mahaperkasa yang tidak tertundukkan oleh kekuatan apa pun.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:32
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Allah mengembalikan mereka dalam keadaan kecewa, apa yang mereka harapkan tidak tercapai me iiiiiiivcskipun mereka telah menyiapkan segala sesuatunya, mereka dibuat bangga dengan pasukannya serta bergembira dengan perlengkapan dan jumlahnya. Allah mengirimkan kepada mereka angin kencang (yaitu angin timur) yang menggoncang markaz mereka, merobohkan kemah-kemah mereka, membalikkan periuk mereka, membuat mereka cemas, dan Allah masukkan ke dalam hati mereka rasa ketakutan sehingga mereka pun pulang dalam keadaan jengkel. Ini termasuk pertolongan Allah kepada hamba-hamba-Nya.

Imam Nasa’i meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Abdurrahman bin Abi Sa’id dari bapaknya, (ia berkata), “Kaum musyrik membuat kami sibuk pada perang Khandaq sehingga (kami) tidak sempat shalat Zhuhur hingga tenggelam matahari. Hal itu sebelum turun apa yang Allah ‘Azza wa Jalla turunkan tentang perang (yaitu), “Cukuplah Allah (yang menolong) menghindarkan orang-orang mukmin dalam peperangan,” maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan Bilal untuk iqamat, ia pun iqamat, kemudian Beliau shalat sebagaimana shalat pada waktunya, lalu Bilal iqamat untuk shalat Ashar, maka Beliau shalat sebagaimana shalat pada waktunya. Kemudian Bilal mengumandangkan azan Maghrib, lalu shalat sebagaimana shalat pada waktunya.” (Hadits ini para perawinya adalah para perawi hadits shahih).

Maksudnya orang mukmin ketika itu tidak perlu berperang, karena Allah telah menghalau mereka dengan mengirimkan angin dan malaikat.

Untuk mewujudkan apa yang Dia inginkan.

Berkuasa terhadap perintah-Nya. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki kekuatan dan keperkasaan tidaklah bermanfaat kekuatan dan keperkasaannya itu jika Allah tidak menolong mereka dengan kekuatan dan keperkasaan-Nya.