Surat Al-Mu’min (Al-Ghaafir) Ayat 4

مَا يُجَادِلُ فِي آيَاتِ اللَّهِ إِلَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَا يَغْرُرْكَ تَقَلُّبُهُمْ فِي الْبِلَادِ



Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah pulang balik mereka dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu.

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah) yakni Alquran (kecuali orang-orang yang kafir) dari kalangan penduduk kota Mekah. (Karena itu janganlah mereka pulang-balik dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu) mereka pulang balik untuk mencari penghidupan dalam keadaan selamat, janganlah hal itu membuatmu teperdaya, karena sesungguhnya akibat dan tempat kembali mereka adalah neraka.

Tidak ada yang mendebat tanda-tanda yang menunjukkan wujud Allah kecuali orang-orang kafir. Oleh karena itu, janganlah kamu tertipu oleh keberpindahan mereka dari satu negeri ke negeri lainnya berkat kemudahan yang Allah berikan meskipun mereka itu kafir.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:32
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitakan bahwa tidak ada yang mendebat tentang ayat-ayat-Nya kecuali orang-orang yang kafir. Maksud mendebat di sini adalah mendebat dengan maksud menolak ayat-ayat Allah, menghadapinya dengan kebatilan, dimana hal ini termasuk perbuatan orang-orang kafir. Berbeda dengan orang-orang mukmin, mereka tunduk kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang menurunkan kebenaran untuk mengalahkan yang batil. Demikian pula tidak sepatutnya bagi seseorang tertipu dengan keadaan duniawi seseorang, dan mengira bahwa pemberian Allah kepadanya dalam hal dunia menunjukkan kecintaan-Nya kepadanya dan bahwa dia berada di atas yang benar. Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Karena itu jangan engkau (Muhammad) tertipu oleh keberhasilan usaha mereka di seluruh negeri.” Oleh karena itu yang wajib bagi seorang hamba adalah mengukur manusia dengan kebenaran, melihat kepada hakikat syar’i, dan menimbang manusia dengannya, dan tidak menimbang kebenaran dengan manusia sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak punya ilmu dan akal.

Karena tempat akhir mereka adalah neraka.