Surat Hud Ayat 15

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ



Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya) seumpamanya ia tetap bersikeras dalam kemusyrikannya. Menurut suatu pendapat ayat ini ditujukan kepada orang-orang yang berbuat ria atau pamer (niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaannya dengan sempurna) pembalasan dari amal baik yang telah dikerjakannya, seperti sedekah dan bersilaturahmi (di dunia) umpamanya Kami meluaskan lapangan rezeki mereka (dan mereka di dalamnya) yakni di dunia (tidak dirugikan) artinya tidak akan dikurangi sedikit pun balasannya.

Barangsiapa yang mencari kehidupan dunia, kesenangan dan perhiasannya, Kami akan memberikan hasil usaha mereka sepenuhnya, tanpa dikurangi sedikit pun.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:31
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Yakni dengan tetap di atas syirk. Ada yang berpendapat, bahwa ayat ini turun berkenaan orang-orang yang berbuat riya’. Ayat ini juga bisa tertuju kepada orang-orang yang beribadah dengan maksud memperoleh dunia dan perhiasannya, seperti mereka yang mau menjadi muazin dengan syarat diberi imbalan, mau menjadi imam masjid dengan syarat diberi imbalan, mau berdakwah jika dibayar sekian, dsb.

Seperti wanita, anak-anak, harta yang banyak, emas, perak, kendaraan, hewan ternak, dan sawah ladang. Yakni barang siapa harapannya, usahanya dan amalnya tertuju kepada dunia dan perhiasannya saja, dan tidak berharap sama sekali kepada kehidupan akhirat, maka ia tidak memperoleh bagian sedikit pun di akhirat. Menurut sebagian ahli tafsir, bahwa ayat ini tertuju kepada orang kafir, karena kalau tertuju kepada orang mukmin, maka imannya akan menghalanginya dari sikapnya yang hanya berharap kepada dunia saja. Akan tetapi, ancaman ini tertuju kepada orang kafir maupun orang mukmin. Kepada orang mukmin, agar harapannya tidak tertuju kepada dunia saja, apalagi sampai menjadikan ibadah yang seharusnya dilakukan karena Allah, namun malah menjadikannya sarana untuk memperoleh dunia, Nas’alullahas salaamah wal ‘aafiyah.

Yakni Kami akan memberikan untuk mereka bagian dari kesenangan dunia sesuai yang tertulis dalam Lauh Mahfuzh.

Apa yang telah ditetapkan untuk mereka tidaklah dikurangi, akan tetapi sampai di sinilah akhir kesenangan mereka.