Surat Al-Hadid Ayat 19

وَالَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ أُولَٰئِكَ هُمُ الصِّدِّيقُونَ ۖ وَالشُّهَدَاءُ عِنْدَ رَبِّهِمْ لَهُمْ أَجْرُهُمْ وَنُورُهُمْ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ



Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu orang-orang Shiddiqien dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka. Bagi mereka pahala dan cahaya mereka. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka.

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu adalah orang-orang shiddiqin) orang-orang yang sangat beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Rabb mereka) atas kedustaan umat-umat yang terdahulu terhadap nabi-nabi mereka. (Bagi mereka pahala dan cahaya mereka. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami) yang menunjukkan kepada keesaan Kami (mereka itulah penghuni-penghuni Jahim) yakni neraka.

Orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan antara mereka, derajat mereka sama dengan derajat Shiddîqîn (orang-orang yang sangat percaya) dan Syuhadâ' (orang-orang yang mati di jalan Allah). Di hari kiamat, mereka akan memperoleh pahala dan cahaya seperti yang akan diterima oleh Shiddîqîn dan Syuhadâ' itu. Sedangkan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat- ayat Allah, mereka adalah penghuni-penghuni neraka yang tidak akan pernah meninggalkannya.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:32
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Syaikh As Sa’diy menerangkan, iman menurut Ahlussunnah wal Jamaah adalah ucapan hati dan lisan, demikian pula amalan hati, lisan dan anggota badan sehingga mencakup semua syariat agama yang tampak maupun yang tersembunyi. Orang yang menggabung antara perkara-perkara ini, maka mereka adalah shiddiqin yang kedudukan mereka di atas kedudukan kaum mukmin pada umumnya dan di bawah kedudukan para nabi.

Yaitu mereka yang sangat teguh dan kuat keyakinannya kepada kebenaran rasul. Mereka ini termasuk di antara orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah sebagaimana yang disebutkan dalam surat Al Faatihah ayat 7.

Hal ini sebagaimana yang diterangkan dalam hadits shahih, bahwa di surga ada seratus derajat, dimana antara dua derajat jaraknya antara langit dan bumi. Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyiapkannya untuk para mujahid di jalan-Nya. Ayat ini menunjukkan tingginya kedudukan mereka dan dekatnya mereka dengan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

Yang menunjukkan keesaan Kami.

Ayat ini dan dua ayat sebelumnya menerangkan beberapa golongan orang, dari mulai al mushshaddiqin (orang-orang yang banyak bersedekah), shiddiqin (orang-orang yang sangat membenarkan), syuhada’ dan As-habul Jahim (penghuni neraka). Al Mushshaddiqin adalah mereka yang sebagian besar amalnya adalah berbuat ihsan kepada makhluk, memberikan manfaat kepada mereka sesuai kemampuan, khususnya memberikan manfaat dengan mengeluarkan harta di jalan Allah. Shiddiqin adalah mereka yang telah sempurna tingkatan iman dan amal saleh, ilmu yang bermanfaat dan keyakinan yang benar. Sedangkan para syuhada adalah orang-orang yang berperang di jalan Allah untuk meninggikan kalimatullah serta mengorbankan diri dan harta mereka lalu mereka terbunuh. Adapun Ash-habul jahiim adalah orang-orang kafir yang mendustakan ayat-ayat Allah. Tinggallah golongan yang disebutkan dalam surah Fathir, yaitu al muqtashiduun (yang pertengahan), yaitu mereka yang mengerjakan kewajiban dan meninggalkan larangan, hanyasaja mereka melakukan pengurangan pada sebagian hak Allah dan hak hamba. Mereka ini tempat kembalinya adalah ke surga meskipun mereka mendapatkan hukuman terhadap sebagian amal yang mereka kerjakan.