Surat An-Nahl Ayat 102

قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آمَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ



Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Katakanlah) kepada mereka! ("Ruh Quduslah yang telah menurunkannya) yakni Alquran itu (dari sisi Rabbmu dengan benar) lafal bilhaqqi berta`alluq kepada lafal nazzalahu (untuk meneguhkan hati orang-orang yang beriman) dengan keimanan mereka kepada Alquran (dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.")

Wahai Nabi, katakan kepada mereka agar mendapat penjelasan yang benar tentang kedudukan mukjizatmu, bahwa al-Qur'ân telah diturunkan Allah melalui Jibril, roh yang suci, dengan kebenaran dan berisikan kebenaran, dengan tujuan memperkokoh jiwa orang-orang beriman, menjadi petunjuk bagi mereka menuju jalan lurus dan menjadi pembawa berita gembira tentang kenikmatan hidup akhirat bagi setiap orang yang berserah diri.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:31
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Jibril disebut rohulkudus, karena Dia bersih dari aib, khianat, dan penyakit.

Yakni turunnya benar-benar dari sisi Allah, di dalamnya mengandung kebenaran, baik pada beritanya, perintah maupun larangannya. Jika telah diketahui, bahwa Al Qur’an adalah kebenaran, maka berarti sesuatu yang bertentangan atau berlawanan dengannya adalah batil.

Oleh karena kebenaran senantiasa sampai ke dalam hati mereka sedikit demi sedikit, maka iman mereka akan semakin kokoh bagai gunung kokoh yang menancap. Di samping itu, dengan turunnya ayat sedikit-demi sedikit, maka lebih siap diterima oleh jiwa daripada turun secara sekaligus yang seakan-akan mereka menerima banyak beban. Oleh karena itulah, dengan Al Qur’an keadaan para sahabat berubah; akhlak, tabi’at, kebiasaan dan amal mereka berubah sampai mengalahkan orang-orang terdahulu dan yang akan datang kemudian. Maka dari itu, sepatutnya generasi yang datang setelah para sahabat terdidik di atas ilmu-ilmu yang ada dalam Al Qur;an, berakhlak dengan akhlaknya, menggunakannya sebagai penerang dalam gelapnya kesesatan dan kebodohan, ehingga dengannya urusan agama dan dunia mereka menjadi baik.

Yang menunjukkan kepada mereka hakikat segala sesuatu, menerangkan mana yang benar dan mana yang batil, mana petunjuk dan mana kesesatan.

Yang memberikan kabar gembira kepada mereka, bahwa mereka akan memperoleh kebaikan, yaitu surga dan mereka akan kekal di sana selama-lamanya.