Surat Maryam Ayat 61

جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدَ الرَّحْمَٰنُ عِبَادَهُ بِالْغَيْبِ ۚ إِنَّهُ كَانَ وَعْدُهُ مَأْتِيًّا



yaitu surga 'Adn yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun (surga itu) tidak nampak. Sesungguhnya janji Allah itu pasti akan ditepati.

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Yaitu surga Adn) menjadi tempat tinggal mereka. Lafaz 'Adn menjadi Badal daripada lafal Jannatin (yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun surga itu tidak tampak). Lafal Bil Ghaibi menjadi Hal, maksudnya walaupun surga itu tidak kelihatan oleh mereka. (Sesungguhnya janji Allah itu) yakni apa yang telah dijanjikan oleh-Nya (pasti akan ditepati). Lafal Ma'tiyyan maknanya Aatiyan; asalnya adalah Ma'tiwyun. Yang dimaksud dengan janji-Nya adalah surga yang akan ditempati oleh orang-orang yang berhak memasukinya.

Surga ini adalah tempat abadi yang telah dijanjikan Sang Pengasih kepada para hamba-Nya yang bertobat dan mempercayai-Nya meskipun mereka tidak pernah melihat-Nya. Mereka pasti akan memasukinya. Sungguh janji Allah itu pasti akan ditepati.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:31
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Yakni surga yang menjadi tempat bermukim, di mana mereka tidak akan pindah daripadanya. Yang demikian karena tempatnya yang luas, dan banyak kebaikan dan kesenangannya.

Dihubungkannya surga dengan nama-Nya Ar Rahman (Yang Maha Pengasih) karena di dalamnya terdapat rahmat dan ihsan-Nya yang tidak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan terlintas di hati manusia, bahkan Allah menamai surga-Nya itu dengan rahmat-Nya. Dia berfirman, “Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya.” (Terj. Ali Imran: 107) Di samping itu, dihubungkannya surga dengan rahmat-Nya menunjukkan tetap terusnya kesenangan itu dan akan kekal sebagaimana kekal rahmat-Nya, dan surga merupakan atsar (pengaruh) dari rahmat-Nya.

Yakni hamba-hamba-Nya yang beribadah hanya kepada-Nya dan mengikuti syariat-Nya, sehingga sifat ubudiyyah (kehambaan) dimiliki mereka.

Gaib di sini bisa terkait dengan surga, yakni keadaannya yang masih gaib. Bisa juga terkait dengan hamba-hamba-Nya, di mana mereka beribadah kepada Tuhan mereka ketika mereka tidak terlihat dan ketika mereka tidak melihat kepada-Nya. Bisa juga maknanya, bahwa surga yang dijanjikan Ar Rahman termasuk perkara yang tidak ditangkap oleh sifat-sifat, dan tidak ada yang mengetahuinya selain Allah. Semua makna ini adalah benar, namun yang lebih dekat adalah makna yang pertama, yakni “sekalipun surga itu tidak tampak.”