Surat Maryam Ayat 64

وَمَا نَتَنَزَّلُ إِلَّا بِأَمْرِ رَبِّكَ ۖ لَهُ مَا بَيْنَ أَيْدِينَا وَمَا خَلْفَنَا وَمَا بَيْنَ ذَٰلِكَ ۚ وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا



Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa.

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Dan tidaklah kami turun melainkan dengan perintah Rabbmu, kepunyaan-Nyalah apa-apa yang ada di hadapan kita) yakni berupa semua perkara akhirat (apa-apa yang ada di belakang kita) berupa semua perkara duniawi (dan apa-apa yang ada di antara keduanya) apa yang ada dalam waktu sekarang sampai dengan datangnya hari kiamat. Yang dimaksud ialah bahwa pengetahuan mengenai kesemuanya itu berada pada-Nya (dan tidaklah Rabbmu lupa) lafal Nasiyyan bermakna Naasiyan, maksudnya, Allah tidak akan meninggalkanmu disebabkan wahyu yang terlambat datang kepadamu.

Ketika mereka telah masuk dan menetap di surga, mereka berkata dengan memuji kepada Allah, "Kami tidak akan masuk surga dan tidak akan berpindah-pindah di dalamnya dari satu tempat ke tempat yang lain, kecuali dengan perintah Allah dan karunia-Nya. Sesungguhnya Allah adalah Maharaja dan Maha Pengatur lagi Maha Mengetahui masa depan dan masa lalu kami serta apa yang terjadi di antara keduanya. Allah tidak akan lupa dengan janji-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:31
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Ayat ini sebagai jawaban kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam saat Jibril lama tidak turun bertemu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu Beliau berkata kepada Jibril, “Apa yang menghalangimu untuk berziarah (mengunjungi) kepada kami?” (sebagaimana disebutkan dalam Shahih Bukhari).

Yakni perkara-perkara yang akan datang atau perkara akhirat.

Yakni perkara-perkara yang telah lalu atau perkara dunia.

Yakni yang terjadi saat ini sampai hari kiamat, Dia mengetahui semua itu. Jika sudah jelas bahwa semua perkara milik Allah, dan bahwa kita adalah hamba yang diatur-Nya, maka masalahnya; apakah dikehendaki oleh hikmah ilahiyyah-Nya sehingga Dia mewujudkannya atau tidak sehingga Dia menundanya?

Maksudnya, melupakanmu dan membiarkanmu sebagaimana firman-Nya, “Tuhanmu tidak meninggalkan kamu dan tidak (pula) benci kepadamu.” (Terj. Adh Dhuha: 3), Dia senantiasa memperhatikan kamu dan mengatur urusanmu. Oleh karena itu, apabila malaikat Kami tidak turun seperti biasanya, maka janganlah membuat hatimu sedih dan membuat risau pikiranmu. Ketahuilah, bahwa Allah menginginkan hal itu karena ada hikmah di dalamnya.