وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.
Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!
(Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya) sewaktu Nabi Nuh diangkat menjadi Rasul ia berumur empat puluh tahun atau lebih dari itu (maka ia tinggal di antara mereka selama sembilan ratus lima puluh tahun) seraya menyeru mereka untuk mentauhidkan Allah, tetapi mereka yakni kaumnya, tetap mendustakannya. (Maka mereka ditimpa banjir besar) yaitu, air bah yang sangat tinggi sehingga tenggelamlah mereka semuanya (dan mereka adalah orang-orang yang zalim) maksudnya adalah orang-orang yang menyekutukan Allah.
Allah telah mengutus Nûh kepada kaumnya untuk menyeru mereka kepada ajaran tauhid. Lalu ia menetap dan menyeru mereka selama sembilan ratus lima puluh tahun. Akan tetapi mereka tidak memenuhi seruannya. Maka Allah menenggelamkan mereka dengan angin topan dalam keadaan menzalimi diri mereka sendiri dengan kekufuran.
Admin
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan hukum (ketetapan) dan hikmah-Nya dalam mengazab umat-umat yang mendustakan, dan bahwa Dia mengutus hamba dan Rasul-Nya Nuh âalaihis salam kepada kaumnya, mengajak mereka kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah serta melarang mereka berbua syirk.
Ibnu Abbas berkata, âNuh diutus ketika berusia 40 tahun, dan Beliau tinggal (berdakwah) di tengah kaumnya selama seribu tahun kurang lima puluh, dan tinggal setelah banjir besar selama 60 tahun, sehingga banyak jumlah manusia dan bertebaran (di mana-mana).â
Sebagai nabi dan rasul; berdakwah kepada mereka. Namun Beliau tidak lemah berdakwah kepada mereka dan tidak putus semangat menasehati mereka, Beliau berdakwah kepada mereka di malam dan siang, secara sembunyi dan terang-terangan, namun mereka tidak mau mengikuti ajakan Beliau, bahkan tetap di atas kekafiran dan sikap melampaui batasnya, sehingga tiba saat di mana Nabi mereka Nuh âalaihis salam mendoakan kebinasaan bagi mereka di tengah kesabarannya yang dalam, santunnya dan siap memikul derita dalam berdakwah.
Yang menenggelamkan mereka.
Yakni berhak mendapat azab.