ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.
Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!
(Kemudian Kami wariskan) Kami berikan (Kitab itu) yakni Alquran (kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami) mereka adalah umatmu (lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri) karena sembrono di dalam mengamalkannya (dan di antara mereka ada yang pertengahan) dalam mengamalkannya (dan di antara mereka ada -pula- yang lebih cepat berbuat kebaikan) di samping mengamalkan Alquran, juga mempelajarinya, mengajarkannya dan membimbing orang lain untuk mengamalkannya (dengan izin Allah) dengan kehendak-Nya. (Yang demikian itu) yakni diwariskannya Alquran kepada mereka (adalah karunia yang amat besar.)
Lalu Kami wariskan kitab ini kepada para hamba yang Kami pilih. Sebagian mereka ada yang menzalimi diri sendiri karena keburukannya lebih banyak daripada kebaikannya. Sebagian lainnya ada yang berada di tengah-tengah, di mana keburukannya tidak berlebihan dan kebaikannya pun tidak banyak. Sebagian lainnya ada yang Allah berikan kemudahan sehingga lebih cepat melakukan kebaikan mendahului lainnya. Kesegeraan melakukan pelbagai kebaikan ini tentu akan diberi balasan oleh Allah berupa karunia yang besar.
Admin
Yaitu umat Islam.
Dengan meremehkan dalam mengamalkannya atau lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya atau melakukan maksiat namun di bawah kufur.
Yakni mengamalkannya pada sebagian besar waktunya atau orang yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya atau membatasi dirinya dengan yang wajib dan meninggalkan yang haram.
Yakni orang-orang yang kebaikannya sangat banyak dan jarang berbuat kesalahan. Ada pula yang berpendapat, bahwa yang dimaksud yang lebih dahulu berbuat kebaikan adalah orang yang menggabung ilmunya dengan mengajarkan dan mengamalkannya. Ada pula yang berendapat, bahwa maksudnya adalah orang yang bersegera dan bersungguh-sungguh sehingga ia mendahului yang lain, ia mengerjakan yang wajib dan menambah dengan yang sunat, serta meninggalkan yang haram dan yang makruh.
Kata-kata âdengan izin Allahâ ini kembali kepada orang yang lebih dahulu berbuat kebaikan agar ia tidak tertipu dengan amalnya, karena ia tidaklah sampai seperti itu kecuali dengan taufik dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan pertolongan-Nya, sehingga sepatutnya ia menyibukkan dirinya untuk bersyukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala atas nikmat-Nya itu.
Yakni mewarisi kitab-Nya yang agung itu merupakan karunia yang besar, di mana semua nikmat jika dibandingkan dengannya menjadi tidak ada apa-apanya. Sehingga nikmat yang paling besar secara mutlak adalah mewarisi kitab Al Qurâan ini.