اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.
Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!
(Allah mematikan jiwa orang ketika matinya dan) memegang (jiwa orang yang belum mati di waktu tidurnya) artinya Allah memegangnya di waktu ia tidur (maka Dia tahan jiwa orang yang telah Dia tetapkan kematiannya dan melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan) bagi kematiannya. Jiwa yang dilepaskan itu hanyalah dimatikan perasaannya saja, tetapi ia masih hidup, berbeda dengan jiwa yang benar-benar dimatikan. (Sesungguhnya pada yang demikian itu) pada hal-hal yang telah disebutkan itu (terdapat tanda-tanda) yang menunjukkan akan kekuasaan Allah (bagi kaum yang berpikir) maka karenanya mereka mengetahui, bahwa yang berkuasa melakukan hal tersebut berkuasa pula untuk membangkitkannya; dan orang-orang kafir Quraisy tidak memikirkan hal ini.
Allah menggenggam nyawa (roh) yang telah mati pada saat matinya, dan nyawa yang belum mati pada waktu tidur. Dia akan menahan nyawa yang ajalnya telah tiba--tidak akan mengembalikannya lagi ke jasadnya--dan akan melepas kembali, saat bangun tidur, nyawa yang belum tiba ajalnya sampai batas waktu yang telah ditentukan. Pada peristiwa itu, sungguh, terdapat bukti yang nyata bagi orang-orang yang mau berpikir dan bermenung.
Admin
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan bahwa Dia yang sendiri mengurus hamba-hamba-Nya baik saat mereka jaga maupun tidur, baik saat mereka hidup dan mati.
Ini adalah kematian kubra (besar). Syaikh As Saâdiy berkata, âPemberitahuan Allah bahwa Dia memegang nyawa manusia pada saat kematiannya, dan perbuatan itu disandarkan kepada Diri-Nya tidaklah menafikan bahwa Dia telah menyerahkan pekerjaan itu kepada malaikat maut dan para pembantunya sebagaimana firman Allah Taâala, âKatakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu,â (Terj. As Sajdah: 11), dan âSehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.â (Terj. Al Anâaam: 61) Karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyandarkan berbagai perkara kepada Diri-Nya karena melihat sisi Dia sebagai Pencipta dan Pengaturnya, dan Dia menyandarkannya kepada sebab-sebabnya karena melihat sisi termasuk sunnah Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan hikmah-Nya Dia mengadakan sebab untuk semua perkara.â
Ini adalah kematian shughra (kecil), Dia menahan nyawa orang yang belum mati ketika tidurnya.
Maksudnya, orang-orang yang mati itu ruhnya ditahan Allah sehingga tidak dapat kembali kepada tubuhnya; dan orang-orang yang tidak mati hanya tidur saja, ruhnya dilepaskan sehingga dapat kembali lagi kepadanya dan terus hidup sampai sempurna rezeki dan ajalnya.
Dari sana mereka dapat mengetahui, bahwa yang kuasa melakukan hal itu, maka berarti kuasa pula membangkitkan manusia yang telah mati, namun orang-orang kafir tidak memikirkan hal itu.