Surat Al-Fath Ayat 18

۞ لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا



Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Sesungguhnya Allah telah rida terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu) di Hudaibiyah (di bawah pohon) yaitu pohon Samurah, jumlah mereka yang menyatakan baiat itu ada seribu tiga ratus orang atau lebih. Kemudian mereka berbaiat kepada Nabi saw. yaitu hendaknya mereka saling bahu-membahu melawan orang-orang Quraisy dan janganlah mereka lari karena takut mati (maka Dia mengetahui) yakni Allah mengetahui (apa yang ada dalam hati mereka) yaitu kejujuran dan kesetiaan mereka (lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat waktunya) yaitu takluknya tanah Khaibar sesudah mereka kembali dari Hudaibiyah.

Sesungguhnya Allah benar-benar memperkenankan orang-orang Mukmin ketika berjanji setia kepadamu tanpa paksaan di bawah sebuah pohon. Dia mengetahui keikhlasan dan kesetiaan hati mereka kepada risalahmu. Dengan kesetiaan itu, Allah menurunkan ketenangan dan memberikan kemuliaan kepada mereka saat mengadakan baiat dan perdamaian, dan juga memberikan harta rampasan yang banyak yang dapat mereka ambil. Dan Allah Mahaperkasa atas segala sesuatu lagi Mahabijaksana dalam setiap keputusan-Nya.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:32
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan karunia dan rahmat-Nya dengan meridhai kaum mukmin ketika mereka membaiat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam bai’at yang menjernihkan wajah-wajah mereka. Sebab bai’at yang dikenal dengan nama “Bai’aturridhwan” atau “Bai’at Ahlisy syajarah” adalah ketika terjadi pembicaraan antara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan kaum musyrik pada hari Hudaibiyah tentang kedatangannya, dan bahwa kedatangan Beliau bukan untuk memerangi seorang pun, tetapi maksudnya untuk menziarahi Baitullah sambil memuliakannya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengirimkan Utsman bin ‘Affan ke Mekah untuk menyampaikan maksudnya, lalu sampailah berita yang tidak benar, yaitu bahwa Utsman dibunuh oleh kaum musyrik. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengumpulkan kaum mukmin yang ada bersamanya yang jumlahnya kurang lebih 1500 orang, lalu mereka membaiat Beliau di bawah sebuah pohon untuk memerangi kaum musyrik sampai titik darah penghabisan dan tidak akan melarikan diri. Maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan, bahwa Dia ridha kepada kaum mukmin terhadap sikap mereka itu, dimana hal itu merupakan ketaatan yang besar dan ibadah yang agung.

Di Hudaibiyah.

Berupa keimanan, kejujuran dan memenuhi janji.

Sebagai syukur-Nya kepada mereka karena apa yang ada dalam hati mereka itu. Dia juga menambahkan petunjuk kepada mereka. Dia mengetahui rasa sedih yang mendalam di hati mereka ketika mereka menerima syarat yang berat yang diajukan kaum musyrik, maka Dia menurunkan ketenangan kepada mereka yang mengokohkan mereka dan menenangkan hati mereka.

Yang dimaksud dengan kemenangan yang dekat ialah kemenangan kaum muslimin pada perang Khaibar setelah pulang dari Hudaibiyah. Mereka yang hanya memperoleh ghanimahnya, tidak selain mereka sebagai balasan bagi mereka dan syukur-Nya karena mereka taat kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan mengerjakan hal yang diridhai-Nya.