Surat Yunus Ayat 7

إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ



Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami,

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan/tidak percaya akan pertemuan dengan Kami) pada hari berbangkit nanti (dan mereka merasa puas dengan kehidupan dunia) sebagai ganti daripada kehidupan akhirat karena mereka tidak mempercayai adanya hari akhirat itu (serta merasa tenteram dengan kehidupan itu) merasa tenang dengan kehidupan dunia (dan orang-orang yang terhadap ayat-ayat Kami) bukti-bukti yang menunjukkan kepada keesaan Kami (mereka melalaikan) mereka sama sekali tidak mau memikirkannya.

Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada hari kebangkitan dan hari pertemuan dengan Allah pada hari akhir, berkeyakinan--atas dasar praduga saja--bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan akhir bagi mereka, yang tidak ada kehidupan setelahnya. Dengan keyakinan seperti ini, mereka merasa tenang dan tidak mengetahui apa yang terjadi setelahnya. Mereka lalai dengan ayat-ayat Allah yang menunjukkan hakikat kebangkitan dan perhitungan.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:31
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Maksudnya tidak percaya akan adanya kebangkitan atau tidak berharap dan tidak suka bertemu dengan Allah..

Mereka menjadikan dunia sebagai cita-cita tertinggi mereka, oleh karenanya mereka berusaha mengejarnya, senang dengan kenikmatannya dengan apa pun caranya yang penting mereka dapat memperolehnya. Mereka telah alihkan keinginan, niat, pikiran dan perbuatan mereka untuknya seakan-akan mereka diciptakan untuk kekal di dunia, dan seakan-akan dunia bukanlah tempat melintas yang seorang musafir hanya menjadikan sebagai tempat menambah perbekalan menuju tempat yang kekal, di mana orang-orang tedahulu maupun yang datang setelahnya berusaha mengejar kenikmatannya.

Yakni tidak memperhatikan. Mereka tidak mengambil manfaat dari ayat-ayat Al Qur’an, ayat-ayat Allah yang ada di alam semesta dan yang ada dalam diri mereka sendiri. Berpaling dari ayat-ayat itu sehingga membuatnya lalai.