۞ وَإِنْ تَعْجَبْ فَعَجَبٌ قَوْلُهُمْ أَإِذَا كُنَّا تُرَابًا أَإِنَّا لَفِي خَلْقٍ جَدِيدٍ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ ۖ وَأُولَٰئِكَ الْأَغْلَالُ فِي أَعْنَاقِهِمْ ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Dan jika (ada sesuatu) yang kamu herankan, maka yang patut mengherankan adalah ucapan mereka: "Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?" Orang-orang itulah yang kafir kepada Tuhannya; dan orang-orang itulah (yang dilekatkan) belenggu di lehernya; mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!
(Dan jika kamu merasa heran) hai Muhammad, tentang pendustaan yang dilakukan oleh orang-orang kafir terhadap dirimu (maka yang patut mengherankan) lebih berhak untuk ditakjubi (adalah ucapan mereka) orang-orang yang mengingkari adanya hari berbangkit ("Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan menjadi makhluk yang baru?") karena sesungguhnya Dzat yang mampu menciptakan makhluk dan hal-hal yang telah disebutkan tadi yang tanpa tandingan mampu pula untuk mengembalikan mereka menjadi hidup kembali. Sehubungan dengan kedua huruf hamzah pada dua tempat dalam ayat ini, yaitu a-idzaa dan a-innaa dengan menyebutkan secara jelas keduanya. Dan dapat pula dibaca secara nyata pada yang pertama sedangkan pada yang kedua diringankan kemudian dimasukkan huruf alif di antara keduanya sebagaimana boleh pula huruf alif tidak dimasukkan. Akan tetapi menurut suatu qiraat, pada tempat yang pertama memakai huruf istifham sehingga menjadi a-idzaa sedangkan pada yang kedua dibaca dalam bentuk kalimat berita sehingga bacaannya menjadi innaa lafii khalqin jadiid. Dan menurut qiraat yang lainnya lagi dibaca secara kebalikannya sehingga menjadi idzaa kunnaa turaaban a-innaa lafii khalqin jadiid (orang-orang itulah yang kafir kepada Rabb mereka dan orang-orang itulah yang diletakkan belenggu di lehernya; mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.)
Keadaan orang-orang musyrik dalam menghadapi bukti-bukti yang nyata dan jelas itu sungguh aneh! Kalau kamu merasa heran, wahai Muhammad, maka yang sebenarnya mengherankan adalah ucapan mereka yang mengatakan, "Apakah, setelah kami mati dan menjadi tanah, kami akan hidup kembali?" Itu adalah sikap orang yang kafir terhadap Sang Pencipta. Akal mereka telah sesat dan tempat kembali mereka adalah neraka yang akan hidup kekal di dalamnya. Padahal, Tuhan yang mampu menciptakan tentu mampu pula mengembalikan penciptaan-Nya.
Admin
Karena orang-orang kafir mendustakanmu. Bisa juga maksudnya, jika engkau heran terhadap kebesaran Allah Taâala dan banyaknya dalil-dalil yang menunjukkan keesaan-Nya.
Menurut mereka, hal itu adalah mustahil. Nampaknya mereka tidak menyadari, bahwa yang mampu mengadakan makhluk pertama kali sudah pasti mampu mengadakan makhluk kembali setelah mati, karena hal itu lebih mudah. Tetapi karena kebodohan mereka, mereka mengqiaskan kemampuan Allah dengan kemampuan makhluk. Menurut mereka, jika makhluk saja tidak mampu, demikian pula Al Khaliq (Allah Subhaanahu wa Ta'aala). Mereka lupa, bahwa Allah-lah yang menciptakan mereka pertama kali, sedang mereka sebelumnya tidak ada sama sekali, di mana hal itu sebenarnya lebih berat daripada menciptakan kembali yang sebelumnya sudah ada.
Yaitu belenggu-belenggu yang menghalangi mereka dari mengikuti petunjuk, sehingga ketika mereka diajak beriman, mereka tidak mau beriman, dan ketika disodorkan petunjuk kepada mereka, namun mereka tidak mau mengambilnya.