Surat Al-Isra' Ayat 80

وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا



Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Dan katakanlah, "Ya Rabbku! Masukkanlah aku) ke Madinah (dengan cara yang baik) yakni dengan cara memasukkan yang disukai di mana aku tidak melihat sewaktu masuk hal-hal yang tidak aku sukai (dan keluarkanlah aku) dari Mekah (dengan cara yang baik) dengan cara mengeluarkan yang membuat hatiku tidak berpaling lagi kepadanya (dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.") kekuatan yang dapat membantuku untuk dapat mengalahkan musuh-musuh-Mu.

Katakanlah, "Ya Tuhan, masukkanlah aku dalam segala situasi dan kondisi dengan cara yang Engkau ridai dan dengan cara yang terhormat. Keluarkanlah aku dari mana saja dengan keridaan dan kemuliaan-Mu pula. Berikanlah kekuatan kepadaku, dari karunia-Mu, yang dapat membelaku melawan musuh."

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:31
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Ada yang mengatakan, bahwa ayat ini turun ketika Beliau diperintahkan berhijrah.

Yakni yang disenangi, di mana aku tidak melihat sesuatu yang tidak aku sukai di sana.

Dari Mekah.

Dari musuh-musuh-Mu. Ada yang menafsirkan, bahwa dalam ayat ini kita memohon kepada Allah agar ketika memasuki suatu ibadah dan selesai darinya dengan niat yang ikhlas dan bersih dari ria dan dari sesuatu yang merusakkan pahala serta sesuai dengan perintah. Ada pula yang menafsirkan, bahwa dalam ayat ini kita memohon kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala agar kita memasuki kubur dengan baik dan keluar daripadanya waktu hari berbangkit dengan baik pula. Syaikh As Sa’diy berkata, “Ini adalah keadaan paling tinggi yang diberikan Allah kepada seorang hamba, yakni semua keadaannya baik, dan mendekatkan dirinya kepada Tuhannya, dan agar dirinya pada setiap keadaan berada di atas dalil yang nyata; yakni mencakup ilmu yang bermanfaat dan dapat beramal saleh karena mengetahui masalah dan dalil-dalil.”