Surat Al-Kahf Ayat 27

وَاتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَ ۖ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَلَنْ تَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا



Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhanmu (Al Quran). Tidak ada (seorangpun) yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari pada-Nya.

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu Kitab Rabb-Mu. Tidak ada seorang pun yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya. Dan engkau tidak akan mendapatkan perlindungan selain perlindungan-Nya).

Wahai Muhammad, bacalah al-Qur'ân yang telah diwahyukan kepadamu, termasuk di dalamnya berita yang telah disampaikan kepadamu tentang para pemuda penghuni gua. Jangan dengarkan ocehan mereka yang menuntut agar al-Qur'ân itu diganti dengan mukjizat dalam bentuk lain. Tidak seorang pun sanggup mengubah mukjizat Allah yang telah ditetapkan-Nya melalui kalimat-kalimat kebenaran. Sungguh, tidak seorang pun dapat melakukan perubahan itu. Jangan kamu menyalahi perintah Tuhan karena dengan perbuatan itu kamu akan tidak mendapatkan tempat berlindung di sisi Allah.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:31
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Oleh karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang mengetahui hal gaib di langit dan di bumi, dan makhluk tidak mempunyai jalan untuk mengetahuinya kecuali dengan jalan yang telah diberitahukan-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Al Qur’an itulah yang isinya banyak perkara gaib, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan untuk membacanya.

Ada pula yang menafsikan dengan, “Ikutilah (Muhammad) apa yang diwahyukan kepadamu…dst.” Karena tilawah juga berarti ittiba’ (mengikuti). Tentunya dengan mengetahui maknanya dan memahaminya, membenarkan beritanya, mengikuti perintah dan menjauhi larangannya.

Yakni karena kebenaran, keadilan dan keindahannya di atas semuanya. Oleh karena kesempurnaannya, maka mustahil dirubah. Dalam ayat ini terdapat ta’zhim (pengagungan) terhadap Al Qur’an, dan di dalamnya terdapat dorongan untuk mendatanginya.

Oleh karena hanya kepada-Nya tempat perlindungan dalam semua urusan, maka jelas bahwa Dialah yang satu-satunya berhak diibadahi dan diharap di waktu lapang maupun sempit, dibutuhkan dalam setiap keadaan dan diminta dalam semua kebutuhan.