Surat Maryam Ayat 5

وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا



Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera,

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku) yakni orang-orang dekat hubungan familinya denganku seperti anak-anak paman (sepeninggalku) yakni sesudah aku meninggal dunia, aku khawatir mereka akan menyia-nyiakan agama sebagaimana yang telah kusaksikan sendiri apa yang terjadi di kalangan orang-orang Bani Israel, yaitu mereka berani mengubah agamanya (sedangkan istriku adalah seorang yang mandul) tidak beranak (maka anugerahilah aku dari sisi Engkau) (seorang putra) anak lelaki.

Aku sungguh merasa khawatir terhadap kerabatku setelah aku meninggal dunia. Mereka tidak dapat menangani urusan agama dengan baik, sedang istriku adalah seorang yang mandul. Maka anugerahilah aku, dari karunia-Mu, seorang anak yang akan menggantikan posisiku di masyarakat.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:31
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Yang dimaksud oleh Zakaria dengan mawali adalah orang yang akan mengendalikan dan melanjutkan urusan yang terkait dengan agama sepeninggalnya dan yang memimpin Bani Israil serta yang mengajak mereka kepada Allah. Zakaria khawatir kalau orang-orang yang menggantikannya adalah orang-orang tidak dapat melaksanakan urusan itu dengan baik, karena tidak seorang pun di antara mereka yang dapat dipercaya, oleh sebab itu Beliau meminta dianugerahi seorang anak. Nampaknya, Beliau tidak melihat adanya orang yang layak memegang posisi imaamah fid din (pemimpin dalam agama). Hal ini menunjukkan perhatian Beliau kepada kaumnya, dan lagi permintaan Beliau agar dianugerahi anak tidak seperti permintaan orang lain, bahkan untuk maslahat agama dan agar agama ini tidak hilang. Beliau melihat bahwa selain Beliau tidak cocok terhadap imamah fid din, dan ketika itu hanya rumah Beliau yang paling terkenal tentang kebaikan agamanya, oleh karenanya Beliau meminta kepada Allah agar dianugerahkan seorang anak yang akan menegakkan agama-Nya setelah Beliau wafat.