وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۖ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!
(Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar) 'lau' atau 'agar' mashdariyah, artinya melebur kalimat sesudahnya menjadi mashdar (mereka dapat mengembalikan kamu pada kekafiran setelah kamu beriman disebabkan kedengkian) 'maf`ul lah' menunjukkan motif dari keinginan mereka itu (dari diri mereka sendiri) maksudnya timbul dan didorong oleh jiwa mereka yang kotor (setelah nyata bagi mereka) dalam Taurat (kebenaran) mengenai diri Nabi. (Maka biarkanlah mereka) tinggalkan (dan berpalinglah) tak usah dilayani mereka itu, (sampai Allah mendatangkan perintah-Nya) tentang mereka dengan menyuruh memerangi mereka. (Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu).
Di antara orang-orang Yahudi itu banyak yang berharap untuk dapat mengembalikan kalian, orang-orang Muslim, kepada kekufuran setelah kalian berada dalam keimanan. Padahal telah jelas dari kitab mereka sendiri bahwa kalian berada dalam kebenaran. Hal ini tidak lain karena mereka dengki terhadap kalian dan takut bahwa kekuasaan akan hilang dari mereka dan pindah ke tangan kalian. Maka berpalinglah dari mereka dan maafkanlah mereka sampai Allah memberikan jalan yang lain bagi kalian dari mereka. Sesungguhnya Dialah yang berkuasa untuk memberdayakan kalian atas mereka dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Admin
Karena rasa dengki dalam diri mereka, mereka berupaya mencari cara agar dapat mengembalikan umat Islam kepada kekafiran, di antara cara mereka disebutkan di surat Ali Imran: 72-73, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan kaum mukmin untuk membalas sikap ini dengan memaafkan dan membiarkan mereka sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.
Abusy Syaikh meriwayatkan dalam kitab Al Akhlak dari Usamah bin Zaid, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berada di atas himar (keledai), lalu Beliau bersabda kepada Sa'ad, "Tidakkah kamu mendengar Abul Habab âyakni Abdullah bin Ubay-, ia berkata begini dan begitu?" Sa'ad bin Ubadah berkata, "Maafkanlah dia dan biarkanlah", maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memaafkannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat biasa memaafkan Ahli Kitab dan kaum musyrik, hingga Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat, "Fa'fuu wash-fahuuâ¦dst."(Hadits ini para perawinya tsiqah. Ibnu Abi 'Ashim adalah seorang hafizh besar, biografinya ada dalam Tadzkiratul Huffaz juz 2 hal. 640, sedangkan selebihnya ada dalam Tahdzibut Tahdzib. Hadits tersebut dalam kitab shahih melalui jalan Syu'aib bin Abi Hamzah dengan sanad ini, akan tetapi tidak ada di sana sebab turunnya. Demikian juga seperti ini dalam Tafsir Ibnu Abi Hatim seperti yang disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir juz 1 hal. 135)
Maksudnya: Izin memerangi dan mengusir orang Yahudi. Dengan demikian, terobatilah rasa sakit di hati yang menimpa kaum mukmin selama ini.