فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ
maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut".
Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!
(Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut) untuk menyadarkannya supaya jangan mengaku menjadi tuhan (mudah-mudahan ia ingat) yakni sadar dan mau menerimanya (atau takut") kepada Allah lalu karenanya ia mau sadar. Ungkapan 'mudah-mudahan' berkaitan dengan pengetahuan Nabi Musa dan Nabi Harun. Adapun menurut pengetahuan Allah, maka Dia telah mengetahui bahwa Firaun tidak akan mau sadar dari perbuatannya.
Ajaklah ia untuk beriman kepada-Ku dengan lemah lembut. Mudah-mudahan ia ingat akan keimanan yang telah dilalaikannya, dan takut akan akibat sikapnya yang kafir dan zalim."
Admin
Yakni dengan lembut dan beradab, tidak membual (mengada-ada), tidak keras ucapannya dan tidak kasar sikapnya. Ucapan yang lembut dapat membuat orang lain menerima, sedangkan ucapan yang keras dapat membuat orang lain menjauh. Nabi Musa âalaihs salam kemudian mengikuti perintah Allah tersebut, dan ketika sampai kepada Firâaun dengan lembut Musa berkata sesuai perintah Allah, âAdakah keinginanmu untuk membersihkan diri, dan engkau akan kuarahkan ke jalan Tuhanmu agar Engkau takut kepada-Nya?â (lihat surah An Naaziâat: 18-19) sepeti inilah cara yang perlu dilakukan daâi, yakni perkataannya tidak menunjukkan paksaan, tetapi menunjukkan pilihan dan penawaran seperti dengan kata-kata, âMaukah? Mungkin? Barang kali?â dsb. Karena hal ini lebih bisa diterima daripada perkataan yang terkesan memaksa atau mengajari, terlebih kepada orang yang lebih tua. Perhatikanlah kalimat tersebut, âAdakah keinginanmu untuk membersihkan diriâ¦dst.â Kalimatnya tidak âAgar aku bersihkan dirimu?â tetapi âmembersihkan diri?â yang menunjukkan biarlah ia memberihkan dirinya sendiri setelah mengingatkan sesuatu yang membuatnya berpikir. Kemudian Musa âalaihis salam mengajaknya kepada jalan Tuhannya yang telah mengaruniakan berbagai nikmat yang nampak maupun yang tersembunyi, di mana nikmat-nikmat itu sepatutnya disyukuri dengan mengikuti perintah-perintah-Nya. Namun ternyata Firâaun tidak menerima nasehat yang lembut itu, maka semakin jelaslah, bahwa peringatan tidak bermanfaat baginya, sehingga pantas jika Allah menghukumnya.
Kepada Allah.