Surat Al-Anbiya Ayat 7

وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ ۖ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ



Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu) menurut qiraat yang lain lafal Nuuhii dibaca Yuuhaa (kepada mereka) mereka bukanlah malaikat (maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu) yakni ulama yang mengetahui kitab Taurat dan kitab Injil (jika kalian tidak mengetahui) hal tersebut, sesungguhnya mereka mengetahuinya, mengingat kepercayaan kalian kepada ulama kitab Taurat dan Injil lebih kuat daripada kepercayaan kaum Mukminin kepada Muhammad.

Orang-orang yang Kami utus sebagai rasul sebelummu, Muhammad, hanyalah orang laki-laki biasa yang kemudian Kami berikan wahyu untuk disampaikan kepada umat manusia. Cobalah kalian bertanya, wahai orang-orang yang ingkar, kepada orang-orang yang tahu tentang kitab-kitab suci samawi, jika kalian tidak tahu.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:31
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Bukan malaikat, dan bukan wanita. Ayat ini merupakan bantahan terhadap syubhat orang-orang yang mendustakan rasul yang mengatakan, “Mengapa rasul itu tidak seorang malaikat saja, sehingga tidak butuh makan, minum, pergi ke pasar? Demikian pula, mengapa mereka tidak kekal?” Allah menjawab syubhat ini, bahwa para rasul sebelum Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka semua adalah manusia, termasuk Nabi Ibrahim yang diakui semua kalangan dan bahwa mereka (orang-orang musyrik) –menurut persangkaannya- berada di atas ajarannya, padahal tidak.

Jika kamu masih ragu-ragu dan tidak memiliki pengetahuan tentang keadaan para rasul dahulu.

Seperti orang-orang yang mengetahui isi Taurat dan Injil.

Ayat ini meskipun sebabnya khusus, yakni untuk bertanya keadaan para rasul kepada orang yang berpengetahuan (ahli ilmu), akan tetapi ia umum, sehingga apabila seseorang tidak memiliki ilmu tentang masalah agama yang ushul (dasar) maupun yang furu’ (cabang), maka ia diperintahkan untuk bertanya kepada orang yang mengetahuinya. Dalam ayat ini tedapat perintah belajar dan bertanya kepada ahlinya. Kita tidak diperintahkan bertanya kepada ahli ilmu, kecuali karena ahli ilmu berkewajiban mengajarkan dan menjawab sesuai yang mereka ketahui. Diperintahkan bertanya kepada ahli ilmu menunjukkan dilarangnya bertanya kepada orang yang terkenal kebodohannya dan tidak berilmu, dan larangan baginya untuk maju menjawab pertanyaan.