إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَٰذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلُّ شَيْءٍ ۖ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.
Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!
("Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Rabb negeri ini) yakni Mekah (yang telah menjadihannya kota suci) suci dan aman, tidak boleh dialirkan darah manusia di dalamnya, dan tidak boleh seseorang pun dianiaya, serta binatang buruannya tidak boleh diburu dan pepohonannya tidak boleh ditebang. Yang demikian itu merupakan nikmat-nikmat Allah yang dilimpahkan kepada kabilah Quraisy sebagai penduduknya, sehingga Allah tidak menurunkan azab atas negeri mereka dan selamat Pula dari fitnah-fitnah yang melanda kawasan negeri Arab lainnya (dan kepunyaan-Nya-lah) yakni kepunyaan Allah swt. (segala sesuatu) Dia adalah Rabb, pencipta dan pemilik semuanya (dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri) kepada Allah yaitu dengan mentauhidkan-Nya.
Katakan, wahai Muhammad, kepada manusia, "Aku diperintahkan hanya untuk menyembah Allah, Tuhan Penjaga negeri Mekah yang mulia, suci dan aman. Di negeri ini tidak boleh ada pertumpahan darah, binatangnya pun tidak boleh dibunuh dan pohon-pohonnya tidak boleh ditebang. Allah Swt. Pemilik dan Pencipta segala yang ada di alam semesta. Aku diperintah agar menjadi orang yang tunduk kepada-Nya.
Admin
Yakni, katakanlah kepada mereka wahai Muhammad.
Oleh karena itu, tidak boleh ditumpahkan darah padanya, diburu binatang buruannya, dan dicabut rumputnya. Ini termasuk di antara nikmat yang diberikan Allah kepada kaum Quraisy yang sepatutnya mereka syukuri; Allah menghilangkan azab dari negeri mereka, dan menghilangkan berbagai fitnah yang biasa terjadi di tempat lain.
Dia yang menciptakannya dan yang memilikinya. Disebutkan kalimat ini adalah untuk menghindari timbulnya sangkaan, bahwa Dia hanya yang memiliki rumah tua itu (kaâbah) saja.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah melakukannya, dan Beliaulah orang yang pertama berserah diri di kalangan umat ini dan paling besar sikap berserah dirinya.