Surat Al-Qasas Ayat 9

وَقَالَتِ امْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِي وَلَكَ ۖ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَىٰ أَنْ يَنْفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ



Dan berkatalah isteri Fir'aun: "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak", sedang mereka tiada menyadari.

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Dan istri Firaun berkata) di kala Firaun beserta para pembantunya sudah bersiap-siap akan membunuh bayi itu, "Ia adalah (biji mata bagiku dan bagimu, janganlah kalian membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak") akhirnya mereka menuruti kemauan istri Firaun itu (sedangkan mereka tiada menyadari) akibat dari perkara mereka dengan bayi itu.

Ketika memperhatikan bayi itu, istri Fir'aun berkata kepada suaminya, "Bayi ini agaknya akan menjadi sumber kebahagiaan kita. Kita biarkan saja ia hidup dan jangan kita bunuh, dengan harapan kelak ia akan dapat kita manfaatkan untuk mengatur urusan kita. Atau, kita angkat saja ia sebagai anak." Mereka sama sekali tidak menyadari apa yang sudah ditakdirkan Allah terhadap Mûsâ.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:32
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Ia bernama Asiyah binti Muzahim.

Ketika Fir’aun dan orang-orang dekatnya hendak membunuhnya.

Maka mereka pun menataatinya.

Yakni, ia bisa menjadi pelayan kita yang membantu urusan kita atau kita tinggikan kedudukannya menjadi anak angkat kita yang kita muliakan. Allah Subhaanahu wa Ta'aala menakdirkannya, bahwa ia (Musa) ternyata bermanfaat bagi istri Fir’aun. Ketika Musa menjadi penyejuk matanya dan ia mencintainya sekali sehingga seperti anak kandungnya, sampai pada usia dewasa dan Allah mengangkatnya menjadi nabi dan rasul, ternyata ia segera masuk Islam dan beriman kepada Musa radhiyallahu 'anha.

Akibat yang akan mereka alami. Hal ini termasuk kelembutan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.