أَوَلَمْ يَرَ الْإِنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ
Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!
Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!
(Apakah manusia tidak memperhatikan) apakah ia tidak mengetahui, orang yang dimaksud adalah Ashi bin Wail (bahwa Kami menciptakannya dari setitik air) yakni air mani, hingga Kami jadikan ia besar dan kuat (maka tiba-tiba ia menjadi penentang) yakni sangat memusuhi Kami (yang nyata) jelas menentangnya, tidak mau percaya kepada adanya hari berbangkit.
Apakah manusia mengingkari wujud dan kemahaesaan Kami sehingga tidak melihat bahwa ia--yang sebelumnya tidak pernah ada--Kami ciptakan dari sperma yang hina, lalu tiba-tiba bersikap sangat memusuhi dan dengan cara terang-terangan?
Admin
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma ia berkata, âSesungguhnya Al âAash bin Waâil mengambil tulang dari Bath-haâ, lalu ia meremukkannya dengan tangannya, kemudian berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, âApakah Allah akan menghidupkan benda ini setelah hancur?â Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, âYa, Allah akan mematikanmu, kemudian membangkitkanmu dan akan memasukkanmu ke neraka Jahanam.â Ibnu Abbas berkata, â(Maka) turunlah beberapa ayat akhir surat Yaasiin.â (Hadits ini diriwayatkan pula oleh Hakim dalam Mustadraknya juz 2 hal. 429 dari jalan âAmr bin âAun dari Hasyim dst. Ia berkata, âShahih sesuai syarat dua syaikh (Bukhari-Muslim), namun keduanya tidak menyebutkannya.â).
Ayat yang mulia ini di dalamnya menyebutkan syubhat orang-orang yang mengingkari kebangkitan serta jawabannya.
Yaitu orang yang mengingkari kebangkitan dan meragukannya.
Lalu Allah merubah keadaannya sedikit demi sedikit sehingga menjadi sosok yang kuat.
Setelah diciptakan pertama kali dari air mani, maka perhatikanlah perbedaan antara keadaan keduanya, sungguh jauh berbeda. Oleh karena itu, hendaknya ia mengetahui, bahwa yang menciptakannya dari yang sebelumnya tidak ada tentu lebih mampu mengulanginya kembali setelah ia menjadi tulang-belulang.