وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!
(Dan juga kepada kaum yang lain) lafal ini diathafkan kepada lafal al-ummiyyiina, yakni orang-orang yang ada (dari mereka) yaitu orang-orang yang datang kemudian dari mereka, artinya sesudah mereka (tiadalah) (dapat menyusul para pendahulunya) yakni dalam hal kepeloporan dan keutamaannya. (Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana) di dalam kerajaan-Nya dan dalam perbuatan-Nya. Yang dimaksud dengan kaum yang lain ini adalah para tabiin; disebutkannya para sahabat secara khusus pada ayat sebelumnya merupakan dalil yang cukup untuk membuktikan keutamaan para sahabat karena mereka dapat bertemu langsung dengan Nabi saw. yang diutus kepada mereka. Keutamaan mereka jauh lebih besar daripada orang-orang yang datang kemudian sesudah mereka di antara orang-orang yang Nabi pun diutus kepada mereka, dan mereka beriman kepadanya baik dari jenis manusia maupun dari jenis jin hingga hari kiamat. Karena sesungguhnya setiap generasi itu jauh lebih baik daripada generasi penerusnya.
Dia juga telah mengutusnya kepada selain mereka yang akan datang kemudian. Hanya Dialah yang Maha Perkasa atas segala sesuatu lagi Maha Bijaksana dalam segala perbuatan.
Admin
Allah Subhaanahu wa Ta'aala juga memberikan nikmat kepada kaum yang lain selain orang-orang Arab yang datang setelah mereka, dan dari kalangan Ahli Kitab yang belum berhubungan dengan mereka sehingga mereka beriman juga. Bisa juga maksudnya, bahwa mereka belum berhubungan dengan mereka dalam hal keutamaan (belum sampai seperti mereka dalam keutamaan). Dan bisa juga maksudnya, bahwa mereka belum berhubungan dengan mereka dalam hal waktu. Singkatnya, semua makna itu adalah benar, karena mereka yang mendapat kiriman rasul oleh Allah menyaksikan Rasul tersebut dan mengikuti dakwahnya, maka mereka memperoleh keutamaan dan kelebihan yang tidak dicapai oleh yang lain.
Di antara keperkasaan dan kebijaksanaan-Nya adalah Dia tidak membiarkan hamba-hamba-Nya begitu saja, bahkan Dia mengutus rasul kepada mereka, memerintah dan melarang. Yang demikian termasuk karunia Allah yang besar yang Dia berikan kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki, bahkan yang demikian merupakan nikmat-Nya yang paling besar daripada nikmat sehat, rezeki dan nikmat-nikmat duniawi lainnya. Oleh karena itu, tidak ada nikmat yang lebih besar daripada nikmat agama, karena di sanalah letak keberuntungan dan kebahagiaan yang abadi.