Surah Al-Anbiyaa Verse 50

وَهَٰذَا ذِكْرٌ مُبَارَكٌ أَنْزَلْنَاهُ ۚ أَفَأَنْتُمْ لَهُ مُنْكِرُونَ



And this [Qur'an] is a blessed message which We have sent down. Then are you with it unacquainted?

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَى وَهَـرُونَ الْفُرْقَانَ وَضِيَآءً وَذِكْراً لِّلْمُتَّقِينَ - الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَهُمْ مِّنَ السَّاعَةِ مُشْفِقُونَ - وَهَـذَا ذِكْرٌ مُّبَارَكٌ أَنزَلْنَـهُ أَفَأَنْتُمْ لَهُ مُنكِرُونَ

(48. And indeed We granted to Musa and Harun the criterion, and a shining light and a Reminder for those who have Taqwa.)

(49. Those who fear their Lord in the unseen, and they are afraid of the Hour.)

(50. And this is a blessed Reminder which We have sent down; will you then deny it)

The Revelation of the Tawrah and the Qur'an

We have already noted that Allah often mentions Musa and Muhammad together -- may the peace and blessings of Allah be upon them both -- and He often mentions their Books together as well. He says:

وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَى وَهَـرُونَ الْفُرْقَانَ

(And indeed We granted to Musa and Harun the criterion) Mujahid said, "This means the Scripture.'' Abu Salih said: "The Tawrah.'' Qatadah said: "The Tawrah, what it permits and it forbids, and how Allah differentiated between truth and falsehood.'' In conclusion, we may say that the heavenly Books included the distinction between truth and falsehood, guidance and misguidance, transgression and the right way, lawful and unlawful, and that which will fill the heart with light, guidance, fear of Allah and repentance. So Allah says:

الْفُرْقَانَ وَضِيَآءً وَذِكْراً لِّلْمُتَّقِينَ

(the criterion, and a shining light and a Reminder for those who have Taqwa.) meaning, a reminder and exhortation for them. Then He describes them as:

الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِالْغَيْبِ

(Those who fear their Lord in the unseen.) This is like the Ayah:

مَّنْ خَشِىَ الرَّحْمَـنَ بِالْغَيْبِ وَجَآءَ بِقَلْبٍ مُّنِيبٍ

(Who feared the Most Gracious in the unseen and came with a repenting heart. ) 50:33

إِنَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِالْغَيْبِ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ

(Verily, those who fear their Lord unseen, theirs will be forgiveness and a great reward.) 67:12 t

وَهُمْ مِّنَ السَّاعَةِ مُشْفِقُونَ

(and they are afraid of the Hour.) means, they fear it. Then Allah says:

وَهَـذَا ذِكْرٌ مُّبَارَكٌ أَنزَلْنَـهُ

(And this is a blessed Reminder which We have sent down;) means, the Magnificent Qur'an, which falsehood cannot approach, from before it or behind it, revealed by the All-Wise, Worthy of all praise.

أَفَأَنْتُمْ لَهُ مُنكِرُونَ

(will you then deny it) means, will you deny it when it is the utmost in clarity and truth

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:31
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Dengan Al Qur’an, teringatlah semua tuntutan, seperti dapat mengenal Allah dengan nama-nama, sifat-Nya dan perbuatan-Nya, mereka dapat pula mengenal sifat-sifat para rasul, wali, dan keadaan mereka. Demikian pula, mereka dapat mengenal hukum-hukum syara’ berupa ibadah, mu’amalah, dsb. Mengenal pula hukum-hukum tentang pembalasan, surga, dan neraka. Demikian pula, dengan Al Qur’an manusia dapat mengenal berbagai masalah dan dalil-dalil yang ‘aqli (akal) maupun naqli (wahyu). Allah menamai Al Qur’an dengan dzikr, yang artinya ingat, karena ia mengingatkan apa yang Allah tanam dalam akal dan fitrah manusia berupa membenarkan berita-berita yang benar, perintah mengerjakan yang baik dan larangan mengerjakan yang buruk.

Yakni banyak kebaikannya, berkembang lagi bertambah. Tidak ada sesuatu pun yang lebih besar berkahnya daripada Al Qur’an ini. Hal itu, karena setiap kebaikan dan nikmat, maka disebabkan olehnya dan pengaruh dari mengamalkannya. Oleh karena Al Qur’an merupakan peringatan yang mempunyai berkah, maka wajib diterima dan diikuti serta bersyukur kepada Allah atas nikmat ini, dijunjung, dan digali keberkahannya dengan mempelajari lafaz-lafaz dan maknanya. Adapun menyikapinya dengan berpaling atau bahkan mengingkari serta tidak beriman kepadanya, maka yang demikian termasuk kekafiran yang paling besar, kebodohan dan kezaliman yang paling besar. Oleh karena itulah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Maka apakah kamu mengingkarinya?”