Surat An-Nisa' Ayat 80

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ ۖ وَمَنْ تَوَلَّىٰ فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا



Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Siapa menaati Rasul, maka sesungguhnya ia telah menaati Allah, dan siapa yang berpaling) artinya tak mau menaatinya, maka bukan menjadi urusanmu (maka Kami tidaklah mengutusmu sebagai pemelihara) atau penjaga amal-amal perbuatan mereka, tetapi hanyalah sebagai pemberi peringatan sedangkan urusan mereka terserah kepada Kami dan Kami beri ganjaran dan balasannya. Ini sebelum datangnya perintah berperang.

Barangsiapa mematuhi rasul berarti telah mematuhi Allah. Sebab, Rasulullah tidak memerintahkan dan melarang sesuatu, kecuali sesuai dengan perintah dan larangan Allah. Oleh karena itu, orang yang menaati Rasulullah saw. dengan menjalankan perintah dan meninggalkan larangannya, berarti juga menaati Allah. Sedangkan orang yang tidak mematuhimu, Muhammad, ketahuilah bahwa Kami mengutusmu sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, bukan untuk menguasai dan memelihara amal perbuatan mereka, yang merupakan tanggung jawab Kami, bukan tanggung jawabmu.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:31
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Ketaatan tersebut harus dilakukan oleh zhahir maupun batin, di hadapan manusia maupun ketika sembunyi. Adapun orang yang menampakkan ketaatan di hadapan manusia, namun ketika sendiri atau bersama kawan-kawan yang sepertinya, ia tidak taat dan mengerjakan hal yang sebaliknya, maka sesungguhnya ketaatan yang ditampakkan itu tidaklah bermanfaat dan tidaklah berfaedah, mereka ini sama seperti orang-orang yang disebutkan dalam ayat 81 selanjutnya.

Hal itu, karena Beliau tidaklah memerintah dan melarang kecuali dengan perintah Allah dan wahyu-Nya. Dalam ayat ini terdapat dalil kema'shuman Beliau (terjaganya dari kesalahan), karena Allah memerintahkan kita menaati Beliau secara mutlak. Jika Beliau tidak ma'shum dalam semua yang disampaikan dari Allah, tentu kita tidak diperintahkan menaatinya secara mutlak.

Kamu (Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam) tidak bertanggung jawab terhadap perbuatan mereka dan tidak menjamin agar mereka tidak berbuat kesalahan. Kamu hanyalah pemberi peringatan dan kepada Allah-lah urusan mereka. Oleh karena itu, janganlah kamu dibuat risau, baik mereka mendapatkan petunjuk atau pun tidak.