وَقَالَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا عَبَدْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ نَحْنُ وَلَا آبَاؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ ۚ كَذَٰلِكَ فَعَلَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ فَهَلْ عَلَى الرُّسُلِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ
Dan berkatalah orang-orang musyrik: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apapun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatupun tanpa (izin)-Nya". Demikianlah yang diperbuat orang-orang sebelum mereka; maka tidak ada kewajiban atas para rasul, selain dari menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.
Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!
(Dan berkatalah orang-orang musyrik) dari kalangan penduduk Mekah ("Jika Allah menghendaki niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apa pun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatu pun tanda izin-Nya) yaitu mengharamkan bahirah dan saibah. Ini berarti bahwa kemusyrikan kami dan pengharaman kami ini berdasarkan kehendak-Nya karena Dia rela terhadapnya. Maka Allah berfirman menyanggah mereka: (Demikianlah yang diperbuat oleh orang-orang sebelum mereka) artinya mereka telah mendustakan rasul-rasul mereka tentang apa yang didatangkan oleh para rasul itu (maka tidak ada) (kewajiban atas para rasul selain dari menyampaikan amanat Allah dengan terang) dan mereka tidak berkewajiban untuk memberi hidayah.
Dengan keras kepala, orang-orang musyrik itu berkata, "Jika Allah berkehendak agar kami menyembah dan menaati segala perintah-Nya, niscaya kami tidak akan menyembah selain Dia. Dan kami tidak akan mengharamkan sesuatu yang tidak diharamkan Allah seperti bahîrah dan sâ'ibah." Jelas, ini adalah alasan keliru yang mereka jadikan sandaran untuk membenarkan kekufuran. Alasan ini pula yang dijadikan sandaran oleh orang-orang kafir terdahulu sebelum mereka setelah Kami mengutus beberapa rasul yang mengajak kepada ajaran tauhid, menaati perintah-Nya dan melarang berbuat syirik serta melarang mengharamkan sesuatu yang tidak diharamkan-Nya. Dengan demikian, bukti-bukti telah cukup bagi mereka. Para utusan Kami telah menyampaikan apa yang telah Kami perintahkan. Kamilah yang akan memperhitungkan mereka. Setelah penyampaian itu, tidak ada lagi tugas bagi para rasul.
Admin
Orang-orang musyrik beralasan terhadap perbuatan syirk mereka dengan kehendak Allah, yakni jika Allah menghendaki tentu mereka tidak akan berbuat syirk serta tidak mengharamkan sesuatu yang dihalalkan-Nya, seperti bahiirah, washilah, ham, dsb. (lihat Al Maaâidah: 103). Ini adalah alasan yang batil. Hal itu, karena jika alasan ini benar, tentu Allah tidak akan menyiksa orang-orang sebelum mereka yang telah berbuat syirk. Bahkan maksud mereka dengan mengatakan hal itu tidak lain untuk menolak kebenaran yang dibawa para rasul. Karena jika tidak demikian, sesungguhnya mereka mengetahui bahwa mereka tidak memiliki alasan di hadapan Allah. Bukankah Allah telah memerintah dan melarang mereka? Membuat mereka mampu memikul yang dibebankan kepada mereka, memberikan kepada mereka kemampuan dan kehendak yang daripadanya muncul perbuatan mereka. Oleh karena itu, alasan mereka dengan taqdir ketika berbuat maksiat adalah alasan yang paling batil. Semua manusia merasakan, bahwa mereka dalam perbuatannya tidak dipaksa, karena Allah telah memberi mereka kemampuan dan kehendak. Jika seandainya perbuatan mereka dipaksa, maka tentu Allah tidak akan menghukum mereka. Oleh karena itu, pernyataan mereka bertentangan dengan dalil wahyu maupun dalil akal.
Dan tidak ditugaskan memberi hidayah. Dengan demikian, tidak ada alasan sedikit pun bagi seseorang di hadapan Allah jika Dia mengazab mereka, karena Dia telah mengutus para rasul-Nya untuk mengingatkan mereka.