قَالُوا لَنْ نُؤْثِرَكَ عَلَىٰ مَا جَاءَنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالَّذِي فَطَرَنَا ۖ فَاقْضِ مَا أَنْتَ قَاضٍ ۖ إِنَّمَا تَقْضِي هَٰذِهِ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang telah menciptakan kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja.
Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!
(Mereka berkata, "Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu) kami tidak akan memilih kamu (daripada bukti-bukti yang nyata yang telah datang kepada kami) bukti-bukti yang menunjukkan kebenaran Nabi Musa (dan daripada Tuhan yang telah menciptakan kami) yakni Allah yang telah menjadikan kami. Kalimat ini dapat diartikan sebagai Qasam atau sumpah atau di'athafkan kepada lafal Ma (maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan) artinya lakukanlah apa yang kamu ucapkan itu. (Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia saja) dinashabkannya lafal Al-Hayaatad Dun-yaa menunjukkan makna Ittisa', maksudnya peradilan di dunia dan kelak kamu akan mendapat balasan yang setimpal di akhirat akibat dari perbuatanmu itu.
Namun, para penyihir itu tetap teguh pada keimanannya. Mereka membalas ancaman Fir'aun dengan berkata, "Kami tidak akan tetap ingkar bersamamu setelah kami membuktikan sendiri dengan jelas kebenaran mukjizat Mûsâ. Dan kami tidak akan memilihmu dengan meninggalkan Tuhan Mûsâ yang telah menciptakan kami. Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan! Sesungguhnya kekuasaanmu tidak akan lebih panjang dari kehidupan yang singkat ini.
Admin
Dengan mendapat upah dan didekatkan denganmu.
Wallahu aâlam, apakah Firâaun memberlakukan hukuman itu kepada para pesihir atau tidak? Akan tetapi ancamannya kepada mereka dan ia (Firaâun) mampu melakukannya menunjukkan bahwa hal itu terjadi, karena jika tidak terjadi, tentu Allah akan menyebutkannya dan lagi para penukil sejarah pun sepakat seperti itu.
Yang sementara, berbeda dengan azab di akhirat yang kekal abadi. Ucapan para pesihir ini seakan-akan bantahan terhadap ucapan Firâaun, âKamu pasti akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksaannya.â Dalam ucapan para pesihir tersebut terdapat dalil, bahwa sepatutnya bagi orang yang berakal menimbang antara kenikmatan dunia dengan kenikmatan akhirat, dan antara azab dunia dengan azab akhirat.