فَلَمَّا جَاءَهَا نُودِيَ أَنْ بُورِكَ مَنْ فِي النَّارِ وَمَنْ حَوْلَهَا وَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Maka tatkala dia tiba di (tempat) api itu, diserulah dia: "Bahwa telah diberkati orang-orang yang berada di dekat api itu, dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dan Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam".
Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!
(Maka tatkala ia tiba di tempat api itu, diserulah dia, "Bahwa telah diberkati) yakni semoga Allah memberkati (orang yang berada di dekat api itu) yaitu Nabi Musa (dan orang-orang yang berada di sekitarnya) yang terdiri dari para Malaikat. Atau maknanya terbalik, yakni malaikat dahulu kemudian Nabi Musa. Lafal Baraka ini bermuta'addi dengan sendirinya sebagaimana dapat bermuta'addi dengan huruf. Kemudian setelah lafal Fi diperkirakan adanya lafal Makani, maksudnya Fi Makanin Nari, yaitu orang-orang yang ada di sekitar api. (Dan Maha Suci Allah, Rabb semesta alam) dari semua apa yang diserukan-Nya, maksudnya Maha Suci Allah dari keburukan.
Tatkala Mûsâ sampai ke tempat api itu, ia diseru, "Mereka yang berada di dekat atau di sekitar perapian, yaitu malaikat dan Mûsâ sendiri, akan mendapatkan berkah. Allah Mahasuci dari segala sifat yang tidak layak disandangkan kepada-Nya.
Admin
Allah memberitahukan, bahwa tempat tersebut adalah tempat suci lagi diberkahi. Karena berkahnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menjadikannya sebagai tempat Allah berbicara dengan Nabi Musa âalaihis salam, memanggilnya dan mengutusnya.
Yakni dari perkiraan adanya kekurangan atau keburukan, bahkan Dia sempurna sifat dan perbuatan-Nya.