فَالْتَقَطَهُ آلُ فِرْعَوْنَ لِيَكُونَ لَهُمْ عَدُوًّا وَحَزَنًا ۗ إِنَّ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا كَانُوا خَاطِئِينَ
Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir'aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.
Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!
(Maka ia dipungut) berikut petinya pada keesokan harinya (oleh keluarga) yakni pembantu-pembantu (Firaun) lalu peti itu diletakkan di hadapan Firaun dan Musa dikeluarkan dari dalam peti, di kala itu Musa sedang mengisap jempolnya dari jempol itu keluar air susu (yang akibatnya dia bagi mereka akan menjadi) pada akhirnya Musa akan menjadi (musuh) kelak akan membunuh kaum laki-laki mereka (dan kesedihan) karena akan menindas kaum wanita mereka. Lafal Hazanan di sini bermakna Isim Fa'il karena diambil dari lafal Hazinahu yang semakna dengan lafal Ahzanahu. (Sesungguhnya Firaun dan Haman) pembantu Firaun (beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah). Lafal Khathi-ina berasal dari Al Khathi-ah, artinya orang-orang yang durhaka, maka mereka dihukum oleh perbuatannya sendiri.
Bayi itu kemudian dipungut oleh keluarga Fir'aun agar, dengan demikian, akan terwujud takdir Allah yang hendak menjadikan Mûsâ sebagai rasul yang melawan Fir'aun dan keluarganya, dan yang akan menjadi sumber kedukaan mereka dengan menganggap batil kepercayaan mereka serta mendobrak tirani mereka. Sesungguhnya Fir'aun, Hâmân dan para pengikut mereka adalah orang-orang yang berdosa, yang sangat zalim dan perusak.
Admin
Mereka memungut peti itu, lalu membawanya dan menaruhnya di hadapan Firâaun, lalu dikeluarkanlah bayi Musa dari peti itu.
Yakni agar akibat dari memungutnya adalah ia menjadi musuh mereka dan membuat mereka sedih karena sikap waspada dari mereka jika kerajaannya digulingkan tidaklah mengangkat takdir, dan karena orang yang mereka khawatirkan itu -tanpa mereka sadari- ternyata tumbuh besar di bawah asuhan mereka. Di samping itu, mereka sebenarnya tidak ingin memungut bayi itu. Jika kita perhatikan peristiwa ini, kita akan menemukan di dalamnya berbagai maslahat bagi Bani Israil, menyingkirkan beban berat yang menimpa mereka selama ini, mencegah tindak penganiayaan yang sebelumnya menimpa mereka, dsb. karena Nabi Musa âalaihis salam termasuk pembesar di kerajaan Firâaun. Maka dari itu, tentu adanya pembelaan terhadap hak bangsa yang lemah ini (Bani Israil), sedangkan Nabi Musa âalaihis salam sendiri memiliki niat yang luhur dan semangat yang membara. Oleh karena itulah, sampai ada di antara bangsa yang lemah ini seorang yang berani menentang bangsa yang sombong itu (kaum Firâaun). Ini merupakan awal kemenangan, karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala termasuk sunnah-Nya yang berlaku adalah mengadakan perkara secara bertahap, tidak sekaligus.
Haman adalah mentri Firâaun.
Oleh karena itulah, Allah ingin memberikan hukuman kepada mereka.