Surat Fussilat Ayat 49

لَا يَسْأَمُ الْإِنْسَانُ مِنْ دُعَاءِ الْخَيْرِ وَإِنْ مَسَّهُ الشَّرُّ فَيَئُوسٌ قَنُوطٌ



Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Manusia tidak jemu memohon kebaikan) artinya, masih tetap terus meminta kepada Rabbnya akan harta, kesehatan dan lain-lainnya (dan jika ia ditimpa malapetaka) berupa kemiskinan dan kesengsaraan (dia menjadi putus asa lagi putus harapan) dari rahmat Allah. Ayat ini merupakan gambaran bagi keadaan orang-orang kafir, demikian pula gambaran dalam ayat selanjutnya.

Manusia tidak bosan-bosan memohon doa kepada Allah demi kebaikan dunia. Apabila ditimpa kejelekan, ia merasa tidak ada lagi harapan untuk diterima doanya.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:32
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Ayat ini menerangkan tentang tabiat manusia dari sisi jati dirinya, tidak punya kesabaran, baik terhadap yang baik maupun yang buruk kecuali orang yang Allah rubah dari keadaan itu kepada keadaan yang sempurna.

Seperti harta, kesehatan dan harapan-harapan lainnya yang terkait dengan kesenangan dunia. Ia tidak pernah puas baik terhadap yang sedikit maupun yang banyak. Jika ia telah memperoleh harapannya itu, ia tetap terus meminta tambahan.

Seperti kemiskinan, sakit dan musibah.

Yakni ia berputus asa dari rahmat Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan ia mengira bahwa musibah itu adalah yang akan membuatnya binasa. Berbeda dengan orang yang bersabar dan beramal saleh, saat ia mendapatkan nikmat, maka ia bersyukur kepada Allah dan khawatir jika nikmat itu sebagai istidraj (penguluran azab dari Allah), dan jika mereka mendapatkan musibah baik pada diri mereka, harta mereka maupun anak-anak mereka, maka mereka bersabar, mengharapkan karunia Allah dan tidak berputus asa.