اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Recite, [O Muhammad], what has been revealed to you of the Book and establish prayer. Indeed, prayer prohibits immorality and wrongdoing, and the remembrance of Allah is greater. And Allah knows that which you do.
Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!
خَلَقَ اللَّهُ السَّمَـوَاتِ وَالاٌّرْضَ بِالْحَقِّ إِنَّ فِى ذلِكَ لآيَةً لِّلْمُؤْمِنِينَ - اتْلُ مَا أُوْحِىَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَـبِ وَأَقِمِ الصَّلَوةَ إِنَّ الصَّلَوةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
(44. Allah created the heavens and the earth with truth. Verily, therein is surely a sign for those who believe.)
(45. Recite what has been revealed to you of the Book, and perform the Salah. Verily, the Salah prevents from Al-Fahsha' (immoral sins) and Al-Munkar (evil deeds) and the remembering (praising) of Allah is greater indeed. And Allah knows what you do.) Allah tells us of His immense power, that He created the heavens and the earth with truth, meaning for a higher purpose than mere play,
لِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا تَسْعَى
(that every person may be rewarded for that which he strives) (20:15).
لِيَجْزِىَ الَّذِينَ أَسَاءُواْ بِمَا عَمِلُواْ وَيِجْزِى الَّذِينَ أَحْسَنُواْ بِالْحُسْنَى
(that He may requite those who do evil with that which they have done, and reward those who do good, with what is best) (53:31).
إِنَّ فِى ذَلِكَ لآيَةً لِلْمُؤْمِنِينَ
(Verily, therein is surely a sign for those who believe. ) meaning, there is clear evidence that Allah is alone in creating, controlling, and in His divinity.
Then Allah commands His Messenger and the believers to recite the Qur'an, which means both reciting it and conveying it to people.
وَأَقِمِ الصَّلَوةَ إِنَّ الصَّلَوةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ
(and perform the Salah. Verily, the Salah prevents from Al-Fahsha' and Al-Munkar and the remembrance of Allah is greater indeed.) Prayer includes two things: the first of which is giving up immoral behavior and evil deeds, i.e., praying regularly enables a person to give up these things. Imam Ahmad recorded that Abu Hurayrah said: "A man came to the Prophet and said, `So-and-so prays at night, but when morning comes, he steals.' The Prophet said:
«إِنَّهُ سَيَنْهَاهُ مَا تَقُول»
(What you are saying (i.e., the Salah) will stop him from doing that.)'' Prayer also includes the remembering of Allah, which is the higher objective, Allah says:
وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ
(and the remembrance of Allah is greater indeed.) more important than the former.
وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
(And Allah knows what you do.) means, He knows all that you do and say. Abu Al-`Aliyah commented on the Ayah:
إِنَّ الصَّلَوةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ
(Verily, the Salah prevents from immoral sins and evil wicked deeds) "Prayer has three attributes, and any prayer that contains none of these attributes is not truly prayer: Being done purely and sincerely for Allah alone (Ikhlas), fear of Allah, and remembrance of Allah. Ikhlas makes a person do good deeds, fear prevents him from doing evil deeds, and the remembrance of Allah is the Qur'an which contains commands and prohibitions.'' Ibn `Awn Al-Ansari said: "When you are praying, you are doing good, it is keeping you away from immoral sins and evil wicked deeds and what you are doing is part of the remembrance of Allah which is greater.''
Admin
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan untuk mentilawahkan wahyu-Nya, yaitu kitab-Nya ini. Tilawah memiliki dua arti: (1) Ittibaâ (mengikuti), yakni kita diperintahkan untuk mengikuti perintah yang ada dalam kitab itu dan menjauhi larangannya, mengambilnya sebagai petunjuk, membenarkan beritanya, dan mentadabburi maknanya. (2) Tilawah alfzaazhihi (membaca lafaznya), sehingga membaca merupakan bagiannya. Jika tilawah seperti ini maknanya (membaca dan mengikuti), maka berarti dalam tilawah terdapat penegakkan agama secara keseluruhan.
Ini termasuk menghubungkan yang khusus dengan yang umum sebelumnya (yakni tilawah kitab-Nya), hal ini karena keistimewaan shalat dan pengaruhnya yang indah dalam kehidupan.
Keji adalah perbuatan yang dianggap sangat buruk di antara perbuatan maksiat yang disenangi oleh jiwa.
Mungkar adalah semua maksiat yang diingkari oleh akal dan fitrah. Sebab mengapa shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar adalah karena seorang hamba yang mendirikannya; yang menyempurnakan syarat dan rukunnya disertai sikap khusyuâ (hadirnya hati) sambil memikirkan apa yang ia baca, maka hatinya akan bersinar dan menjadi bersih, imannya bertambah, kecintaannya kepada kebaikan menjadi kuat, keinginannya kepada keburukan menjadi kecil atau bahkan hilang, sehingga jika terus menerus dilakukan, maka akan membuat pelakunya mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, hubungannya dengan Allah terjalin, sehingga Allah memberikan kepadanya penjagaan, dan setan yang mengajak kepada kemaksiatan merasa kesulitan untuk menguasai dirinya. Inilah buah yang dihasilkan dari shalat, namun di sana terdapat maksud yang lebih besar dari itu, yaitu dapat tercapai dzikrullah (mengingat Allah) seperti yang dikandung oleh shalat itu sendiri, di mana di dalamnya terdapat dzikrullah baik dengan hati, lisan maupun dengan anggota badan, dan lagi Allah Subhaanahu wa Ta'aala menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya, sedangkan ibadah yang paling utama adalah shalat yang di sana terdapat bukti penghambaan anggota badan secara keseluruhan yang tidak terdapat pada ibadah selainnya. Oleh karena itulah, pada lanjutan ayatnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, âDan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besarâ¦dst.â
Baik atau buruk, oleh karena itu, Dia akan memberikan balasan kepadamu.