بَلْ قَالُوا أَضْغَاثُ أَحْلَامٍ بَلِ افْتَرَاهُ بَلْ هُوَ شَاعِرٌ فَلْيَأْتِنَا بِآيَةٍ كَمَا أُرْسِلَ الْأَوَّلُونَ
Bahkan mereka berkata (pula): "(Al Quran itu adalah) mimpi-mimpi yang kalut, malah diada-adakannya, bahkan dia sendiri seorang penyair, maka hendaknya ia mendatangkan kepada kita suatu mukjizat, sebagai-mana rasul-rasul yang telah lalu di-utus".
Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!
(Bahkan) lafal Bal menunjukkan makna Intiqal atau memindahkan suatu pembicaraan kepada pembicaraan yang lain. Hal ini bersifat tetap di dalam ketiga tempat I'rab (mereka berkata pula:) dalam menanggapi Alquran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, bahwa Alquran itu adalah ("Mimpi-mimpi yang kalut) mimpi yang tidak menentu yang dilihat dalam tidurnya (malah diada-adakannya) dialah yang membuat-buatnya (bahkan dia sendiri seorang penyair) maka jelas yang disampaikannya itu adalah syair (maka hendaklah ia mendatangkan kepada kita suatu mukjizat, sebagaimana Rasul-rasul yang telah lalu diutus") yaitu semacam mukjizat unta Nabi Shaleh, tongkat dan tangan Nabi Musa, maka Allah swt. berfirman:
Bahkan mereka mengatakan bahwa al-Qur'ân merupakan mimpi-mimpi yang kalut yang pernah mereka lihat di dalam tidur. Malah mereka mengada-ada, menisbatkan kebohongan kepada Allah. Kemudian mereka menentangnya dan berkata bahwa Muhammad adalah seorang penyair yang menguasai jiwa para pendengarnya. "Hendaknya ia mendatangkan kepada kita satu mukjizat inderawi yang membuktikan kebenarannya, seperti halnya nabi-nabi terdahulu yang dikuatkan dengan mukjizat," kata mereka.
Admin
Seperti ucapan orang-orang yang tidur lalu mengigau, di mana ia tidak menyadari apa yang diucapkannya.
Orang yang memiliki pengetahuan meskipun sedikit tentang pribadi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan apa yang Beliau bawa akan dapat memastikan bahwa Al Qurâan adalah ucapan yang paling agung dan paling mulia, dan bahwa ia berasal dari sisi Allah, dan bahwa seorang pun dari manusia tidak mampu mendatangkan yang semisalnya, sekalipun mereka berkumpul. Hal ini sebenarnya sudah cukup sebagai bukti kebenarannya.
Mereka tidak tahu, bahwa sudah menjadi sunnatullah adalah barang siapa yang meminta bukti sesuai usulannya, lalu setelah didatangkan, namun tetap kafir, maka ia akan dibinasakan.