وَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَزِينَتُهَا ۚ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?
Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!
(Dan apa saja yang diberikan kepada kalian, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya) kalian bersenang-senang dan menghias diri dengannya selama hidup kalian, kemudian semuanya akan lenyap (sedangkan apa yang di sisi Allah) yakni pahala-Nya (adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kalian tidak memahaminya?) bahwa yang kekal itu lebih baik daripada yang lenyap. Dapat dibaca Ta'maluna dan Ya'maluna.
Segala sesuatu yang diberikan kepada kalian, berupa kesenangan-kesenangan dan perhiasan-perhiasan dunia adalah kesenangan yang terbatas dan sementara. Maka janganlah sekali-kali hal itu memalingkan kalian dari keimanan dan amal saleh. Sesungguhnya pahala dan kenikmatan abadi yang ada di sisi Allah di akhirat adalah lebih bermanfaat dan lebih abadi dari semua itu. Lalu, mengapa kalian tidak mempergunakan akal sebagai ganti dari hawa nafsu kalian?
Admin
Ayat ini merupakan dorongan dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada hamba-hamba-Nya untuk bersikap zuhud terhadap dunia dan tidak tertipu olehnya serta lebih berharap kepada kesenangan di akhirat (surga) serta menjadikan hal itu sebagai cita-citanya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan, bahwa semua yang diberikan kepada manusia, baik emas, perak, hewan, perhiasan, barang-barang, wanita, anak-anak, makanan dan minuman serta kenikmatan duniawi lainnya, adalah kesenangan kehidupan dunia dan perhiasannya, yakni dipakai bersenang-senang dalam waktu sesaat dan terbatas, penuh dengan kekurangan, kesusahan dan kesedihan, kemudian akan segera hilang dan habis sehingga pemiliknya kecewa dan rugi.
Selanjutnya akan fanaâ (binasa).
Berupa kenikmatan yang kekal dan kehidupan yang sejahtera.
Yakni lebih baik sifatnya dan jumlahnya lagi kekal selama-lamanya.
Maksudnya, tidakkah kamu memiliki akal sehingga kamu dapat menimbang, manakah yang lebih layak didahulukan dan negeri mana yang lebih layak diutamakan; yang kekal atau sementara? Hal ini menunjukkan, bahwa semakin cerdas akal seseorang, maka semakin besar pengutamaannya kepada akhirat, dan bahwa tidaklah seseorang mengutamakan dunia, kecuali karena kekurangan pada akalnya. Oleh karena itulah, pada ayat selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyadarkan akal agar mau menimbang kesudahan dari mengutamakan dunia dengan kesudahan dari mengutamakan akhirat.