إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ
Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.
Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!
(Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata) dengan mulut mereka mengenai hal-hal yang bertentangan dengan apa yang ada dalam hati mereka ("Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah." Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah menyaksikan) yakni mengetahui (bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar pendusta) yakni isi hati mereka berbeda dengan apa yang mereka katakan.
[[63 ~ AL-MUNAFIQUN (ORANG-ORANG MUNAFIK) Pendahuluan: Madaniyyah, 11 ayat ~ Di dalam surat ini terkandung beberapa sifat orang munafik. Disebutkan bahwa mereka itu selalu menyatakan, secara lisan, bahwa mereka itu beriman, padahal tidak demikian halnya. Selain itu, mereka selalu menjadikan sumpah palsu atas kebohongan mereka sebagai perisai yang melindungi mereka dari tuduhan kafir yang menyebabkan mereka harus dihukum. Dijelaskan juga bahwa mereka memiliki postur tubuh indah yang menakjubkan jika dipandang dan ucapan yang fasih sehingga enak didengar. Meskipun demikian, kalbu mereka kosong dari keimanan. Seolah-olah mereka itu kayu yang tersandar, tidak ada kehidupan di dalamnya. Surat ini juga memaparkan keadaan mereka ketika diseru agar Rasulullah meminta ampunan untuk mereka, dengan menjelaskan bahwa mereka selalu sombong dan menampakkan keengganan untuk menerima. Kemudian pembicaraan beralih kepada anggapan orang-orang munafik bahwa merekalah yang unggul, sementara orang-orang Mukmin terhina dan ancaman mereka terhadap orang-orang Mukmin untuk mengeluarkan mereka setelah kembali ke Madinah. Dijelaskan di situ, siapa sebenarnya di antara kedua kelompok itu yang lebih unggul. Di bagian akhir, surat ini mengarahkan orang-orang Mukmin untuk berinfak di jalan Allah dengan segera sebelum kematian datang menjemput salah seorang dari mereka. Sebab, jika kematian itu telah datang, ia akan menyesal dan berharap agar ajalnya ditunda. Padahal, Allah tidak akan menunda kematian seseorang jika ajalnya telah datang.]] Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, hai Muhammad, mereka berkata, "Kami bersaksi bahwa kamu benar-benar Rasul Allah." Allah mengetahui bahwa kamu benar-benar Rasul-Nya. Dan Allah juga mengetahui bahwa orang-orang munafik itu bohong dalam pengakuan bahwa mereka beriman kepadamu. Sebab, ucapan mereka itu tidak sesuai dengan hati mereka.
Admin
Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Zaid bin Arqam ia berkata, âAku berada dalam pasukan perang, lalu aku mendengar Abdullah bin Ubay berkata, âJanganlah kamu berinfak kepada orang-orang yang berada di dekat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sehingga mereka bubar (meninggalkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam). Sungguh, jika kita pulang dari sisi Beliau, pastilah orang yang kuat akan mengusir orang yang lemah dari sana." Maka aku ceritakan hal itu kepada pamanku atau ke Umar, lalu dia menceritakannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian Beliau memanggilku dan aku menceritakan kepadanya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengirimkan orang kepada Abdullah bin Ubay dan kawan-kawannya, lalu mereka bersumpah bahwa mereka tidak berkata demikian, sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menganggapku dusta dan membenarkannya, sehingga aku merasakan kesedihan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Aku pun duduk di rumah, lalu pamanku berkata kepadaku, âEngkau tidak ingin Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendustakanmu dan membencimu,â maka Allah Taâala menurunkan ayat, âApabila orang-orang munafik datang kepadamu (Muhammad),â¦dst.â Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengirim orang kepadaku untuk membacakan ayat dan berkata, âSesungguhnya Allah telah membenarkan kamu wahai Zaid.â (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah, jumlah kaum muslimin di Madinah cukup banyak dan Islam pun semakin kuat di sana, maka di antara penduduknya yang belum memeluk Islam menampakkan keimanan di luar dan menyembunyikan kekafiran di batinnya agar kedudukannya tetap terjaga, darahnya tetap terpelihara dan harta mereka dapat terjaga, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan sifat mereka agar diketahui sehingga kaum mukmin dapat bersikap waspada terhadap mereka dan berada di atas pengetahuan.
Dengan lisan mereka yang berbeda dengan hatinya.
Persaksian dari kaum munafik ini adalah dusta dan nifak, padahal untuk memperkuat Rasul-Nya tidak dibutuhkan persaksian mereka.
Dalam ucapan dan dakwaan mereka.