وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا
Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr".
Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!
(Dan mereka berkata) kepada orang-orang yang menjadi bawahan mereka ("Jangan sekali-kali kalian meninggalkan tuhan-tuhan sesembahan kalian dan jangan pula sekali-kali kalian meninggalkan wadd) dapat dibaca waddan dan wuddan (dan jangan pula suwa', yaghuts, ya'uq dan nasr") nama-nama tersebut adalah nama-nama berhala-berhala mereka.
Kepada orang-orang lemah itu mereka mengatakan, 'Jangan kalian tinggalkan menyembah tuhan- tuhan kalian. Dan jangan tinggalkan Wadd, Suwa', Yaghûts, Ya'ûq dan Nasr'." Sembahan itu adalah patung- patung yang dipahat dalam bentuk binatang yang bermacam-macam. Orang-orang yang diikuti itu sungguh telah menyesatkan banyak orang. Kekafiran dan kekukuhan orang-orang yang zalim itu hanya menambah mereka jauh dari kebenaran.
Admin
Yakni para pemimpin itu.
Kepada orang-orang yang berada di bawah mereka (rakyat jelata) mengajak mereka berbuat syirk dan membuat indah perbuatan itu.
Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr adalah nama-nama berhala yang terbesar pada kabilah-kabilah kaum Nuh yang semula nama-nama orang saleh. Ketika mereka meninggal, maka kaum Nuh merasa kehilangan mereka, sehingga untuk mengenang mereka dibuatlah patung-patung dengan nama-nama mereka mengikuti bisikan setan. Ketika itu, patung-patung tersebut belum disembah, maka ketika mereka telah wafat dan diganti oleh generasi selanjutnya dan ilmu agama pun telah hilang, setan pun membisikkan kepada generasi setelah mereka untuk menyembah patung dan menghias perbuatan itu, mulailah mereka menyembahnya. Oleh karena itulah, mengapa Islam melarang membuat patung meskipun tidak disembah, karena bisa saja suatu saat patung-patung itu disembah di samping sebagai sarana kepada perbuatan syirk.