Surat Ibrahim Ayat 1

الر ۚ كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَىٰ صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ



Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Alif laam raa) hanya Allahlah yang mengetahui maksudnya. Alquran ini adalah (Kitab yang Kami turunkan kepadamu) Muhammad (supaya kamu mengeluarkan manusia dari kegelapan) dari kekafiran (kepada cahaya) yaitu agama Islam. (Dengan izin) perintah (Rabb mereka) lafal an-nuur diterangkan secara jelas pada ayat berikut ini: (yaitu ke jalan) tuntunan (Tuhan Yang Maha Perkasa) Maha Menang (lagi Maha Terpuji.) Yang Maha Terpuji.

[[14 ~ IBRAHIM (NABI IBRAHIM A. S.) Pendahuluan: Makkiyyah, 52 ayat ~]] Alif, Lâm, Râ'. Digunakannya beberapa huruf dengan cara seperti ini pada permulaan surat adalah untuk menggugah pendengaran dan untuk menunjukkan kemukjizatan al-Qur'ân walaupun "hanya" tersusun dari huruf-huruf yang biasa mereka gunakan dalam berbicara. Yang disebutkan dalam surat ini, wahai Muhammad, adalah sebagian kitab suci yang diturunkan kepadamu dari sisi Kami untuk mengeluarkan semua manusia dari gelapnya kekafiran menuju terangnya cahaya iman dan ilmu pengetahuan dengan kemudahan dari Tuhan mereka. Cahaya itu adalah jalan Allah Yang Mahaperkasa, karena pembalasan-Nya, dan Maha Terpuji, karena pemberian nikmat-Nya.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:31
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Yakni gelapnya kebodohan, kekafiran, akhlak yang buruk serta berbagai kemaksiatan.

Yakni cahaya pengetahuan, keimanan, akhlak yang mulia serta berbagai ketaatan.

Dengan kehendak dan pertolongan-Nya. Dalam ayat ini terdapat dorongan kepada hamba agar meminta pertolongan kepada Tuhan mereka.

Yang mengandung pengetahuan terhadap kebenaran dan pengamalannya.

Menurut Syaikh As Sa’diy, disebutkan nama-Nya “Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji” setelah menyebutkan jalan yang mengarah kepada-Nya sebagai isyarat, bahwa barang siapa yang menempuh jalan itu, maka ia menjadi orang yang mulia dengan kemuliaan dari Allah, dan menjadi orang yang kuat, meskipun ia tidak memiliki pembela selain Allah, lagi terpuji dalam segala urusannya dan berkesudahan baik.