Surat Al-Furqan Ayat 53

۞ وَهُوَ الَّذِي مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هَٰذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَٰذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَحْجُورًا



Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir) secara berdampingan (yang ini tawar lagi segar) sangat tawar lagi menyegarkan (dan yang lain asin lagi pahit) asin sekali sehingga rasanya pahit (dan Dia jadikan antara keduanya dinding) batas yang menyebabkan kedua air tersebut tidak membaur, antara yang satu dengan yang lainnya (dan batas yang menghalangi) yakni penghalang yang mencegah keduanya untuk bercampur.

Allahlah yang mengalirkan air dua lautan, laut tawar dan laut asin. Masing-masing aliran saling berdampingan satu dengan lainnya. Meskipun dimikian, kedua air itu tidak tercampur. Semua itu diciptakan sebagai nikmat dan rahmat untuk manusia(1). (1) Ayat ini menunjukkan sebuah nikmat Allah kepada hamba-hamba-Nya, yaitu berupa tidak bercampurnya air asin yang merembes atau mengalir dari lautan ke batu-batuan di dekat pantai dengan air tawar yang merembes atau mengalir ke laut dari daratan. Keduanya hanya sekadar bertemu. Air tawar itu tergenang di atas air asin seakan-akan di antara keduanya ada pemisah yang menghalangi bertemunya satu dengan yang lainnya. "Hijran Mahjûran" diartikan 'pembatas yang tersembunyi yang tidak dapat kita lihat'. Bukan hanya itu, bahkan di situ juga terdapat hukum yang bersifat konstan yang mengatur hubungan tersebut untuk kepentingan manusia yang tinggal di sekitar tempat itu dan sangat tergantung kepada air tawar.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:32
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Ada yang menafsirkan, bahwa laut yang segar dan tidak asin itu adalah sungai yang mengalir ke daratan, air sumur dan mata air. sedangkan laut yang asin lagi pahit adalah laut itu sendiri dan samudera. Allah menjadikannya masing-masing bermanfaat dan bermaslahat bagi manusia. Ada pula yang menafsirkan, bahwa memang ada dua air yang berdampingan, namun tidak menyatu seperti yang disebutkan dalam ayat tersebut karena Allah adakan dinding dan batas sehingga tidak tembus. Hal ini termasuk kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Seperti yang terjadi pada sungai Sinegal yang menyatu dengan samudera atlantik di samping kota Sanlois. Syaikh Asy Syinqithi rahimahullah berkata, “Saya pernah berkunjung ke kota Sanlois pada tahun 1363 H. Pernah sekali, saya mandi di sungai Sinegal dan sesekali di lautan itu, namun saya tidak mendatangi tempat bersatunya (kedua air itu), akan tetapi sebagian teman saya yang terpercaya memberitahukan saya, bahwa dia pernah datang ke tempat bersatunya air itu. Ia duduk (di sana), ia ciduk dengan salah satu tangannya air yang rasanya tawar lagi segar dan ia ciduk air yang satunya lagi, ternyata asin lagi pahit, namun salah satunya tidak bercampur dengan yang lain. Maka Mahasuci Allah Jalla wa ‘Alaa alangkah agung dan sempurna kekuasaan-Nya.”

Agar tidak menyatu sehingga manfaat yang diharapkan tidak tercapai.