Surat Al-Furqan Ayat 70

إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا



kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Kecuali orang-orang yang bertobat dan mengerjakan amal saleh) dari kalangan mereka (maka kejahatan mereka itu diganti Allah) maksudnya dosa-dosa yang telah disebutkan tadi diganti oleh Allah (dengan kebaikan) di akhirat kelak. (Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) Dia tetap bersifat demikian.

Akan tetapi barangsiapa bertobat atas dosa-dosa tersebut, beriman dengan benar dan menyertainya dengan ketaatan dan amal saleh, maka dia akan diampuni. Kejahatan mereka yang telah lalu akan diganti dengan kebaikan yang akan dibalas dengan pahala yang sangat besar. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang lagi Maha Pengampun.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:32
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Sa’id bin Jubair, ia berkata, “Abdurrahman bin Abzaa memerintahkan aku dengan mengatakan, “Bertanyalah kepada Ibnu Abbas tentang kedua ayat ini, apa perkara kedua (orang yang disebut dalam ayat tersebut)?” Yaitu ayat, “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar…dst.” (Terj. Al Israa’: 33) dan ayat, “Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja ...dst.” (Terj. An Nisaa’: 93) Maka aku bertanya kepada Ibnu Abbas, ia menjawab, “Ketika turun ayat yang ada dalam surah Al Furqan, orang-orang musyrik Mekah berkata, “Kami telah membunuh jiwa yang diharamkan Allah dan kami telah menyembah selain Allah serta mengerjakan perbuatan-perbuatan keji.” Maka Allah menurunkan ayat, “kecuali orang-orang yang bertobat…dst.” Adapun yang disebutkan dalam surah An Nisaa’ itu adalah seorang yang sudah mengenal Islam dan syariatnya, lalu ia melakukan pembunuhan, maka balasannya adalah neraka Jahanam, ia kekal di dalamnya.” Kemudian aku menyebutkanya kepada Mujahid, ia berkata, “Kecuali orang yang menyesali (perbuatannya).”

Dari dosa-dosa tersebut dan lainnya, yaitu dengan berhenti melakukannya pada saat itu juga, menyesali perbuatan itu dan berniat keras untuk tidak mengulangi lagi.

Kepada Allah dengan iman yang sahih yang menghendaki untuk meninggalkan maksiat dan mengerjakan ketaatan.

Yakni amal yang diperintahkan syari’ (Allah dan Rasul-Nya) dengan ikhlas karena Allah.

Dalam hal ini ada dua pendapat: Pendapat pertama, perbuatan mereka yang buruk diganti dengan perbuatan yang baik. Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata, “Mereka adalah kaum mukmin, di mana sebelum beriman, mereka berada di atas kejahatan, lalu Allah menjadikan mereka benci kepada kejahatan, maka Allah alihkan mereka kepada kebaikan, sehingga Allah merubah kejahatan mereka dengan kebaikan. Sa’id bin Jubair berkata, “Allah merubah penyembahan mereka kepada berhala menjadi menyembah kepada Ar Rahman, yang sebelumnya memerangi kaum muslimin menjadi memerangi orang-orang musyrik dan Allah merubah mereka yang sebelumnya menikahi wanita musyrikah menjadi menikahi wanita mukminah.” Al Hasan Al Basri berkata, “Allah merubah mereka yang sebelumnya amal buruk menjadi amal saleh, yang sebelumnya syirk menjadi ikhlas dan yang sebelumnya berbuat zina menjadi menikah, dan yang sebelumnya kafir menjadi muslim.” Pendapat kedua, keburukan yang telah berlalu itu berubah karena tobat nashuha, kembali kepada Allah dan ketaatan menjadi kebaikan.

Bagi orang yang bertobat.

Kepada hamba-hamba-Nya, di mana Dia mengajak mereka bertobat setelah mereka menghadapkan kepada-Nya dosa-dosa besar, lalu Dia memberi mereka taufik untuk bertobat dan menerima tobat itu.