Surat Al-Qasas Ayat 46

وَمَا كُنْتَ بِجَانِبِ الطُّورِ إِذْ نَادَيْنَا وَلَٰكِنْ رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أَتَاهُمْ مِنْ نَذِيرٍ مِنْ قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ



Dan tiadalah kamu berada di dekat gunung Thur ketika Kami menyeru (Musa), tetapi (Kami beritahukan itu kepadamu) sebagai rahmat dari Tuhanmu, supaya kamu memberi peringatan kepada kaum (Quraisy) yang sekali-kali belum datang kepada mereka pemberi peringatan sebelum kamu agar mereka ingat.

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Dan tiadalah kamu berada di dekat bukit Thur) nama sebuah bukit (ketika) sewaktu (Kami menyeru) Musa, "Ambillah Alkitab ini dengan sepenuh kekuatanmu", yakni amalkanlah sekemampuanmu (tetapi) Kami utus kamu (sebagai rahmat dari Rabbmu, supaya kamu memberi peringatan kepada kaum yang sekali-kali belum datang kepada mereka pemberi peringatan sebelum kamu supaya mereka ingat) supaya mengambil pelajaran.

Wahai Rasul, kamu tidak berada di samping bukit Thûr ketika Allah memanggil Mûsâ dan memilihnya untuk menyampaikan pesan-pesan suci-Nya. Tetapi Allah telah meberitahumu tentang hal ini dengan jalan wahyu sebagai rahmat bagimu dan umatmu, agar kamu menyampaikannya kepada kaum yang belum datang kepada mereka seorang rasul pun sebelum kamu, agar supaya mereka ingat.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:32
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Yakni ketika Allah memerintahkannya untuk mendatangi orang-orang yang zalim (Fir’aun dan kaumnya) dan menyampaikan kepada mereka risalah-Nya serta memperlihatkan ayat-ayat-Nya. Kesimpulannya adalah, bahwa peristiwa yang dialami Nabi Musa ‘alaihis salam di beberapa tempat yang dikisahkan-Nya itu tidak lepas dari dua kemungkinan: (1) Beliau (Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam) hadir dan menyaksikan lalu Beliau mempelajarinya dari mereka. Jika seperti ini, maka berarti Beliau bukan utusan Allah, karena perkara yang disampaikan dari hasil penelitian adalah perkara yang di sana ikut serta pula yang lain (tidak hanya para nabi saja, yang lain pun bisa). Akan tetapi, mereka (orang-orang kafir) sudah mengetahui, bahwa tidak mungkin seperti itu, karena Beliau tidak sezaman dengan mereka, maka sudah pasti yang benar adalah kemungkinan kedua; (2) Bahwa berita tersebut datang dari sisi Allah berupa wahyu karena Beliau adalah utusan Allah. Dengan demikian, jelaslah bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah seorang rasul dan kita semua menjadi saksi terhadapnya, sekaligus sebagai rahmat Allah bagi hamba-hamba Allah.

Yakni mereka dapat mengetahui kebaikan secara lebih rinci sehingga mereka dapat mengerjakannya, serta mengetahui lebih rinci keburukan, sehingga mereka dapat meninggalkannya. Jika Beliau seperti ini kedudukannya, maka yang wajib dilakukan mereka adalah segera beriman dan mensyukuri nikmat yang besar ini.