Surat Al-Mu’min (Al-Ghaafir) Ayat 42

تَدْعُونَنِي لِأَكْفُرَ بِاللَّهِ وَأُشْرِكَ بِهِ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَأَنَا أَدْعُوكُمْ إِلَى الْعَزِيزِ الْغَفَّارِ



(Kenapa) kamu menyeruku supaya kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui padahal aku menyeru kamu (beriman) kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun?

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(-Kenapa- kalian menyeruku supaya kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui padahal aku menyeru kalian -beriman- kepada Yang Maha Perkasa) Yang Maha Menang atas semua perkara-Nya (lagi Maha Pengampun?) kepada orang yang bertobat kepada-Nya.

"Wahai kaumku," lanjutnya lagi, "Mana yang lebih baik bagi diriku: aku mengajak kalian ke jalan keselamatan, sedangkan kalian mengajakku ke jalan yang sesat menuju neraka? Kalian mengajakku untuk mengingkari Allah dan menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang tidak aku ketahui, sedangkan aku mengajak kalian kepada Sang Mahakuat yang tak terkalahkan; Sang Maha Pengampun atas segala dosa.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:32
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Selanjutnya diterangkan jalan kepada neraka.

Yaitu pengetahuan bahwa ada pula yang berhak disembah selain Allah. Yakni bahkan aku tidak mengetahui ada pula yang berhak disembah selain Allah, dan jika kamu tetap berkeyakinan seperti itu, maka berarti kamu berkata tentang Allah tanpa ilmu, padahal yang demikian termasuk dosa yang paling besar.

Yang memiliki kekuasatan secara keseluruhan, sedangkan selain-Nya tidak berkuasa apa-apa.

Apabila ada orang yang melampaui batas terhadap diri mereka dan berani mengerjakan perbuatan yang mendatangkan kemurkaan-Nya, lalu setelahnya ia menyesal dan bertobat serta kembali kepada-Nya, maka ia akan mendapati-Nya sebagai Tuhan Yang Maha Pengampun; Dia menghapuskan kejahatan dan dosa-dosa yang dilakukan seseorang serta menghindarkan hukuman dunia dan akhirat yang diperuntukkan kepada pelaku kejahatan dan maksiat.