Surat Al-Fath Ayat 1

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا



Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata,

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Sesungguhnya Kami telah memberikan kemenangan kepadamu) maksudnya Kami telah memastikan kemenangan bagimu atas kota Mekah dan kota-kota lainnya di masa mendatang secara paksa melalui jihadmu (yaitu kemenangan yang nyata) artinya, kemenangan yang jelas dan nyata.

[[48 ~ AL-FATH (KEMENANGAN) Pendahuluan: Madaniyyah, 29 ayat ~ Surat ini diawali dengan pembicaraan tentang kemenangan yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berpengaruh begitu besar pada tersebarnya agama Islam dan kejayaan umat Islam. Di samping itu, dijelaskan pula bahwa Allah meneguhkan hati umat Islam agar keimanan mereka semakin bertambah kuat. Disebutkan juga, dalam surat ini, siksaan yang diterima orang-orang munafik dan musyrik akibat meragukan bahwa Allah akan membela Rasul-Nya, dan bahwa Nabi Muhammad diutus sebagai saksi dan pembawa kabar gembira demi mewujudnyatakan keimanan kepada Allah. Setelah itu surat ini berbicara mengenai baiat orang-orang yang percaya dan memenuhi janji Rasulullah, kebohongan orang-orang yang meminta izin untuk tidak ikut berperang bersama Rasulullah karena mengira bahwa Allah tidak akan membela Rasul-Nya, dan permintaan mereka untuk berperang bersama Rasulullah demi mencari harta rampasan perang belaka. Pada bagian lain diterangkan bahwa orang-orang yang meminta izin itu diajak untuk memerangi kaum yang mempunyai kakuatan besar dan bahwa tidak ada dosa bagi siapa yang tidak ikut berperang dengan alasan yang benar. Dijelaskan pula mengenai kebaikan besar yang telah dijanjikan Allah kepada orang-orang yang diridai-Nya pada Bay'at al-Ridlwân, kehancuran orang-orang munafik ketika memerangi orang-orang Mukmin, hikmah larangan Allah bagi orang-orang kafir untuk memerangi orang-orang Mukmin dan larangan bagi orang-orang Mukmin untuk memerangi orang-orang kafir pada hari penaklukan kota Mekah (Fath Makkah). Sebagai khatimah, surat ini ditutup dengan penjelasan bahwa Allah telah membenarkan mimpi Rasul-Nya yang akan memasuki Masjidil Haram bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad dan para pengikutnya yang beriman bersikap keras terhadap orang-orang kafir dan berkasih sayang terhadap sesamanya, sifat dan tanda-tanda orang-orang Mukmin yang ada dalam kitab Tawrât dan Injîl, serta janji Allah kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh untuk diampuni dosanya dan diberi pahala yang besar.]] Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu, hai Muhammad, kemenangan yang nyata, yaitu kemenangan kebenaran melawan kebatilan, agar Allah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang dan menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu dengan tersebarnya dakwahmu. Selain itu, juga agar Allah meneguhkan kamu di atas jalan yang lurus dan menolong kamu dari musuh-musuh yang menentang kerasulanmu dengan pertolongan yang kuat.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:32
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Habib bin Abi Tsabit ia berkata, “Aku mendatangi Abu Wa’il untuk bertanya kepadanya, lalu ia berkata, “Kami berada di Shiffin, lalu ada seorang yang berkata, “Tidakkah engkau melihat orang yang diajak kepada kitab Allah Ta’ala.” Maka Ali berkata, “Ya (aku lebih berhak kembali kepadanya).” Sahl bin Hunaif berkata (kepada orang-orang yang mengusulkan dilanjutkan peperangan), “Salahkanlah diri kamu! Sungguh, kami telah menyaksikan keadaan kami pada hari Hudaibiyah –yakni perjanjian damai yang terjadi antara Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan kaum musyrik-, kalau sekiranya kami melihat bahwa berperang (lebih baik), tentu kami melakukannya.” Kemudian (ketika itu) Umar datang dan berkata, “Bukankah kita di atas yang hak, sedangkan mereka di atas yang batil, dan bukankah orang yang terbunuh di antara kita di surga dan orang yang terbunuh di antara mereka di neraka?” Beliau menjawab, “Ya.”Ia (Umar) berkata, “Lalu mengapa kita memberikan kerendahan dalam agama kita dan kita pulang, sedangkan Allah belum memberikan keputusan di antara kita?” Beliau menjawab, “Wahai Ibnul Khaththab, sesungguhnya aku Rasulullah dan Dia tidak akan menyia-nyiakan aku selamanya.” Maka Umar kembali dalam keadaan marah, dan tidak sabar sampai ia datang kepada Abu Bakar, dan berkata, “Wahai Abu Bakar! Bukankah kita di atas yang hak, sedangkan mereka di atas yang batil?” Abu Bakar menjawab, “Wahai Ibnul Khaththab! Sesungguhnya Beliau adalah Rasulullah dan Allah tidak akan menyia-nyiakan Beliau selamanya.” Maka turunlah surah Al Fat-h. (Hadits ini diriwayatkan pula oleh Muslim, dan di sana disebutkan, “Maka turunlah Al Qur’an kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu Beliau mengirim seseorang kepada Umar untuk membacakan surah itu kepadanya. Maka Umar berkata, “Wahai Rasulullah, apakah itu pertanda kemenangan?” Beliau menjawab, “Ya.” Maka senanglah hatinya.)

Menurut Pendapat sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan kemenangan itu ialah kemenangan penaklukan Mekah, dan ada yang mengatakan penaklukan negeri Rum dan ada pula yang mengatakan perdamaian Hudaibiyah. tetapi kebanyakan ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud di sini ialah perdamaian Hudaibiyah. Menurut Syaikh As Sa’diy, Kemenangan yang disebutkan ini adalah perdamaian Hudaibiyah saat orang-orang musyrik menghalangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang berumrah ke Mekah, dimana hal ini berujung dengan diadakan perjanjian damai antara Beliau dengan kaum musyrik selama sepuluh tahun, dan Beliau harus berumrah pada tahun depan, dan bahwa siapa saja yang ingin masuk ke dalam ikatan dan sekutu orang-orang Quraisy silahkan masuk ke dalamnya, dan barang siapa yang ingin masuk ke dalam ikatan dan sekutu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka silahkan masuk ke dalamnya. Dengan sebab itu, orang-orang merasakan kemananan dan dakwah kepada agama Allah semakin meluas, setiap mukmin dapat dengan bebas melakukannya, dan orang yang ingin mengetahui hakikat Islam dapat mengetahuinya sehingga pada masa itu banyak orang-orang yang memeluk Islam. Oleh karena itulah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menamainya dengan kemenangan dan menyifatinya bahwa kemenangan tersebut adalah kemenangan yang nyata, yakni jelas. Hal itu, karena maksud menaklukkan negeri-negeri orang-orang musyrik adalah untuk menguatkan agama Allah dan memenangkan kaum muslimin, dan hal ini tercapai dengannya. Dari Fath-h (kemenangan) ini, Allah Subhaanahu wa Ta'aala mewujudkan beberapa hal, firman-Nya, “Agar Allah memberikan ampunan kepadamu (Muhammad) atas dosamu yang lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan menunjukimu ke jalan yang lurus,”Hal itu –wallahu a’lam- disebabkan ketaatan yang banyak yang dihasilkannya, dan masuknya manusia ke dalam agama Allah dalam jumlah besar, dan karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam siap memikul syarat-syarat yang tidak ada yang sabar kecuali para rasul ulul ‘azmi, dan hal ini termasuk keutamaan dan kemulian Beliau yang besar, bahkan Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah mengampuni dosa-dosa Beliau yang lalu maupun yang akan datang.