Surat Al-Qamar Ayat 9

۞ كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ فَكَذَّبُوا عَبْدَنَا وَقَالُوا مَجْنُونٌ وَازْدُجِرَ



Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kamu Nuh, maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: "Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman).

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Sebelum mereka telah mendustakan -pula -) yakni sebelum orang-orang Quraisy (kaum Nuh) dita`nits kannya lafal Kadzdzabat karena memandang segi makna yang terkandung dalam lafal Qaumun (maka mereka mendustakan hamba Kami) yakni Nabi Nuh (dan mereka mengatakan, "Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman") pernah diperingatkan oleh mereka dengan caci-maki dan lain sebagainya.

Sebelum orang-orang kafir Mekah, kaum Nûh telah mendustakan nabinya, yaitu Nûh, salah seorang hamba dan rasul Kami. Mereka menyebutnya gila dan menghalang-halanginya, dengan berbagai macam siksaan dan ancaman, agar tidak menyampaikan risalah yang diembannya.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:32
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan keadaan orang-orang yang mendustakan Rasul-Nya, dan bahwa semua ayat tidaklah bermanfaat bagi mereka, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memperingatkan mereka dengan azab yang menimpa umat-umat terdahulu yang mendustakan para rasul, bagaimana Allah Subhaanahu wa Ta'aala membinasakan mereka. Allah Subhaanahu wa Ta'aala sebutkan kaum Nuh, dimana Dia mengutus kepada mereka Nuh seorang rasul pertama yang diutus kepada orang-orang yang menyembah patung, dia mengajak mereka mentauhidkan Allah dan beribadah kepada-Nya saja, namun mereka engggan meninggalkan syirk dan berkata kepada sesama mereka, “Janganlah kamu meninggalkan sembahan kamu dan jangan pula meninggalkan Wad, Suwa’, Yaghuts, Ya’uuq dan Nasr.” Semua itu adalah nama patung yang mereka sembah. Nabi Nuh ‘alaihis salam tetap berdakwah mengajak mereka kepada Allah di malam dan siang, sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, namun dakwah Beliau tidak menambah mereka selain tetap sikap membangkang, melampaui batas dan mencela Nabi mereka.

Mereka menganggap bahwa apa yang dipegang oleh mereka dan nenek moyang mereka selama ini berupa syirk dan kesesatan adalah sesuatu yang didukung oleh akal, dan bahwa apa yang dibawa Nabi Nuh ‘alaihis salam adalah kejahilan dan kesesatan; yang tidak muncul kecuali dari orang-orang gila. Mereka telah berdusta dalam hal itu dan memutarbalikkan hakikat yang telah tetap berdasarkan syara’ maupun akal, yaitu bahwa apa yang dibawa Nabi Nuh ‘alaihis salam adalah kebenaran yang membimbing akal kepada petunjuk, cahaya dan jalan yang lurus, sedangkan yang mereka pegang selama ini adalah kebodohan dan kesesatan yang nyata.

Kaumnya menyanggahnya dan bersikap keras terhadapnya saat Beliau mengajak mereka kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Mereka tidak hanya menolak beriman dan mendustakannya, bahkan sampai menimpakan kepada Beliau gangguan yang mereka sanggup lakukan. Demikianlah keadaan musuh-musuh para rasul. Saat itulah Nabi Nuh ‘aaihis salam berdoa, “Sesungguhnya aku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku)."