Surat Al-Mulk Ayat 29

قُلْ هُوَ الرَّحْمَٰنُ آمَنَّا بِهِ وَعَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا ۖ فَسَتَعْلَمُونَ مَنْ هُوَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ



Katakanlah: "Dialah Allah Yang Maha Penyayang kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal. Kelak kamu akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata".

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Katakanlah!, "Dialah Allah Yang Maha Penyayang kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nyalah kami bertawakal. Kelak kalian akan mengetahui) bilamana mereka menyaksikan azab itu. Lafal fasata`lamuuna dapat pula dibaca fasaya`lamuuna, artinya kelak mereka akan mengetahui di saat mereka menyaksikan azab (siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata.") Kami-kah atau mereka?

Dialah Zat Yang Maha Pemurah yang kami yakini dan kalian tidak meyakini-Nya. Hanya kepada-Nyalah kami bertawakkal, sementara kalian bertawakkal kepada yang lain-Nya. Tatkala siksa itu datang, kalian akan tahu manakah di antara kedua kelompok itu yang tersesat jauh dari kebenaran."

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:32
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Oleh karena orang-orang kafir mengatakan bahwa mereka berada di atas petunjuk, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berada di atas kesesatan, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam untuk memberitahukan kepada orang-orang kafir keadaan Beliau dan para pengikutnya dimana dengannya semakin jelas bahwa mereka berada di atas petunjuk dan ketakwaan kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

Beriman mencakup pembenaran di batin (dalam) serta amal dari batin dan zahir (luar). Oleh karena amal untuk terwujudnya dan sempurnanya tergantung tawakkal, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengkhususkan tawakkal di antara sekian amal, bahkan ia masuk bagian keimanan dan termasuk lawazim(bagian)nya sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Wa ‘alalllahi fa tawakkaluu in kuntum mu’miniin.” (artinya: Maka kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal jika kamu orang-orang yang beriman). Jika demikian keadaan Rasul dan orang-orang yang mengikutinya, yakni beriman dan bertawakkal yang merupakan penentu keberuntungan dan kebahagiaan, sedangkan keadaan musuh-musuh Beliau adalah tidak beriman dan tidak bertawakkal, maka dapat diketahui siapa di antara dua golongan ini yang berada di atas petunjuk dan siapa yang berada di atas kesesatan yang nyata.

Ketika melihat azab.