Surat Al-Mursalat Ayat 1

وَالْمُرْسَلَاتِ عُرْفًا



Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan,

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Demi angin yang bertiup sepoi-sepoi) yang bertiup secara beruntun bagaikan beruntunnya susunan rambut kuda yang satu sama lainnya saling beriring-iringan. Dinashabkan karena menjadi Haal atau kata keterangan keadaan.

[[77 ~ AL-MURSALAT (AYAT-AYAT YANG DIKIRIM) Pendahuluan: Makkiyyah, 50 ayat ~ Surat yang mulia ini memuat beberapa masalah penting seperti hari kebangkitan, hari kiamat beserta bukti-bukti kebenarannya, ancaman bagi mereka yang mendustakan keduanya yang ditegaskan berulang kali, serta gambaran yang sangat menakutkan mengenai azab dan kehinaan yang akan didapatkan oleh para pendusta. Hal penting lainnya adalah tentang berita gembira bagi mereka yang bertakwa yang akan memperoleh ketenteraman dan berbagai karunia. Surat ini ditutup dengan mencela sikap orang-orang kafir yang tidak mempercayai kebenaran al-Qur'ân.]] Aku bersumpah demi ayat-ayat yang dikirim melalui Jibril kepada Muhammad untuk membawa kebaikan; demi ayat-ayat yang membuat semua agama yang batil hancur berantakan; demi ayat-ayat yang menaburkan hikmah dan petunjuk ke dalam hati alam semesta secara luas; demi pembeda antara yang hak dan yang batil secara jelas; serta demi para penyampai pelajaran kepada manusia sebagai peringatan--agar manusia tidak dapat beralasan lagi--yang membawa kebaikan. Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepada kalian mengenai kedatangan hari kiamat adalah benar dan pasti terjadi.

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:32
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Allah Subhaanahu wa Ta'aala bersumpah terhadap kebangkitan dan pembalasan terhadap amal dengan mursalaat ‘urfaa, yaitu para malaikat yang diutus Allah Ta’ala dengan membawa urusan qadari-Nya dan pengaturan-Nya terhadap alam serta dengan membawa urusan syar’i-Nya dan wahyu-Nya kepada para rasul-Nya. Sedangkan maksud ‘urfaa adalah keadaan mereka diutus, yakni mereka diutus dengan membawa ‘uruf (perkara yang baik), hikmah dan maslahat, bukan dengan membawa sesuatu yang mungkar dan main-main.

Sebagian mufassir mengartikan, “Demi angin yang dikirim.”