Surat Fussilat Ayat 6

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ ۗ وَوَيْلٌ لِلْمُشْرِكِينَ



Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya,

Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini!

(Katakanlah, "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kalian, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya) yakni dengan beriman dan taat kepada-Nya (dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah) lafal Al-Wail ini merupakan kalimat azab (bagi orang-orang yang musyrik.)

Katakan kepada mereka, wahai Rasul, "Aku hanyalah seorang manusia seperti kalian yang, melalui wahyu, diberitahu oleh Allah bahwa sembahan kalian yang sebenarnya adalah Tuhan yang Mahaesa. Maka pergilah kalian kepada-Nya melalui jalan yang lurus, dan mintalah ampunan atas dosa-dosa kalian kepada- Nya! Azab yang kejam tersedia bagi orang-orang musyrik yang tidak membayar zakat kepada orang yang berhak menerima, dan mengingkari kehidupan akhirat."

Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir

Admin

Submit : 2015-04-01 02:13:32
Link sumber: http://tafsir.web.id/

Kepada mereka.

Yakni inilah sifatku dan tugasku, yaitu aku hanyalah manusia seperti kamu, aku tidak berkuasa apa-apa dan tidak mampu mengabulkan permintaan kamu untuk menyegerakan azab, aku hanyalah seorang yang telah dilebihkan Allah dengan wahyu dari-Nya yang memerintahkan aku untuk mengikutinya dan mengajak kamu kepadanya. Di antara isi wahyu itu -dan inilah yang paling pokok- adalah bahwa Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa yang mengharuskan kamu beribadah kepada-Nya.

Yakni tempuhlah jalan yang lurus yang menyampaikan kamu kepada Allah ‘Azza wa Jalla, yaitu dengan beribadah kepada-Nya, membenarkan wahyu yang diturunkan-Nya, mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dan tetap terus di atasnya. Dalam ayat ini terdapat peringatan agar berbuat ikhlas, dan bahwa orang yang beramal hendaknya menjadikan maksud dan tujuannya adalah sampai kepada Allah dan kepada kampung akhirat sehingga dengan begitu amalnya ikhlas, saleh dan bermanfaat. Jika tidak demikian, maka amalnya akan batal.

Oleh karena seorang hamba meskipun telah berusaha untuk istiqamah (tetap di atas syariat-Nya), namun masih saja dalam menjalankannya terdapat kekurangan dalam melaksanakan perintahnya atau bahkan terkadang jatuh ke dalam maksiat, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan untuk mendatangi obatnya, yaitu istighfar dan tobat.

Selanjutnya Allah mengancam orang yang meninggalkan istiqamah secara keseluruhan.

Yaitu mereka yang menyembah selain-Nya, sesuatu yang tidak memberi manfaat dan menolak bahaya, tidak mampu menghidupkan dan mematikan serta membangkitkan, dan mereka mengotori dirinya dengan dosa-dosa dan maksiat.